FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Oknum pendukung pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto- Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) diduga kembali melakukan tindakan premanisme terhadap pendukung calon lain.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara (jubir) tim berjargon Adama', Indira Mulyasari, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima informasi pasti mengenai kekerasan itu. Akan ditelusuri lebih lanjut.
Namun, ia berpesan kepada semua tim agar tidak mengedepankan kekerasan dalam Pilkada. Utamakan politik santun, agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga Pilwalkot bisa berjalan lancar tanpa hambatan.
"Saya belum dapat info pasti tentang ini, tetapi tetap kami menghimbau kepada semua tim untuk tetap tenang, berkepala dingin agar tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,"ungkapnya saat dihubungi, Minggu (15/11/2020).
Sebelumnya, tindakan kekerasan tersebut menimpa seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Siti Roslin Rusli (30), yang juga merupakan pendukung Paslon Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan).
Tim pemenangan Dilan, Pepy Ufriyanti, yang juga Koordinator Kecamatan Biringkanaya menceritakan kejadian itu bermula saat korban mengantar ibunya Rajja Lawang (Ketua RT) menghadiri undangan Paslon nomor urut 1 Danny-Fatma di Villa Danny Pomanto (DP) di Tokka Moncong Loe Kabupaten Maros, Sabtu, (14/11/2020) sore.
“Kejadiannya itu saat Koordinator Kelurahan (korban) mengantar ibunya yang juga ketua RT menghadiri undangan Pak Danny. Semua RT/RW diundang tadi. Koordinator Kelurahan (Korlu) saya ini memang setiap hari itu mengantar orang tuanya karena ortunya tidak bisa bawa kendaraan. Nah RT RW mendapat undangan dari Pak Dany di Villanya Tokka Maros,” jelasnya, menceritakan kronologis kejadian berdasarkan keterangan dari korban.
Pepy menambahkan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WITA usai salat Ashar. Sambil menunggu ibunya menghadiri undangan Paslon berakronim Adama ini, Nurlina, sapaan korban bersama anak kecilnya menunggu di area parkiran.
“Nah saat menunggu di parkiran kebiasaannya setiap berada di luar rumah itu dia ditelepon oleh suaminya karena suaminya saat ini sedang di Palu Sulteng. Jadi, dia merekam gambar lokasi tempat dia berada, untuk dikirimkan suaminya. Tetapi sebelum selesai merekam dia dipergoki oleh tim pak Danny empat orang, kedua tangannya dipegang masing-masing dua orang. kemudian HP-nya dirampas, lalu dia diseret ke kamar mandi,” pungkasnya. (ikbal/fajar)