BPBD Kabupaten Lumajang telah meminta masyarakat yang tinggal di sekitar gunung untuk keluar dari rumah. Sebab, banjir lahar panas dapat menerjang permukiman jika turun hujan. Di samping itu, banyak warga yang melakukan aktivitas penambangan di daerah aliran sungai (DAS) Rejali, Besuk Semut, dan Besuk Sat. BPBD telah menurunkan tim untuk memonitor kondisi lapangan serta membuka pos pengungsian untuk menampung warga.
Kasubbid Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani menyebut, saat ini beberapa gunung api memang mengalami peningkatan aktivitas. Misalnya, Gunung Merapi, Semeru, dan Gunung Ile Lewotolok di NTT.
Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada korelasi antara aktifnya gunung satu dan yang lain. Gunung api aktif berarti masing-masing gunung berpotensi untuk erupsi. ”Tiap gunung berbeda sistem magmatik vulkaniknya. Kapan suatu gunung api meletus itu tergantung kondisi dapur magmanya, apakah siap atau tidak,” katanya.
Nia menambahkan, banyak faktor yang mendasari peningkatan aktivitas sebuah gunung api. ”Ada faktor termodinamika, khususnya kenaikan tekanan akibat proses fisika-kimia magma di dalam tubuh gunung api,” jelasnya.
Pemprov Kirim Tenda hingga Disinfektan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memerintahkan BPBD Jawa Timur untuk turun tangan ke Lumajang. Bantuan tenaga, sarana, dan prasarana langsung dikirim ke Lumajang. Bantuan yang dikirim, antara lain, dua tenda pengungsian yang dilengkapi light tower. Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menempati tenda itu pada malam hari. ’’Ada penerangan yang memadai,’’ ucap Khofifah. Dia juga meminta BPBD menyiapkan sembako untuk para pengungsi. Satu ton beras dikirim ke lokasi. Termasuk mi instan, minyak goreng, dan lauk-pauk. ’’Semua harus terdistribusi cepat kepada warga di pengungsian,’’ kata dia.