Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182, KNKT Ungkap Temuan Awal

  • Bagikan

Lalu pada pukul 14.39.47 WIB ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59 “Itu ada komunikasi terakhir dengan SJ 182,” katanya.

Pada pukul 14.40 WIB, kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.

“Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau ‘disengage’ ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau ‘pitch up’ dan pesawat miring ke kiri atau ‘roll’. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap,” ungkap Nurcahyo.

Pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down). Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data.

“Apakah autothrottle menyebabkan roll dan pitch, logikanya, mesin mati satu, pesawat masih bisa terbang,” ujarnya.

Untuk itu, dikatakannya KNKT perlu mendalami investigasi lebih lanjut agar mengetahui penyebab adanya anomali sistem autothrottle serta penyebab pesawat berbelok ke kiri.

“Kenapa pesawat berbelok ke kiri, mudah-mudahan CVR (Cocpit Voice Recorder) ditemukan, sehingga kita bisa mengetahui komunikasi antarpilot dan mendapatkan jawaban, sementara FDR mencatat adanya anomali autothrottle,” ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan