FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi meminta masyarakat tetap tenang dan tidak takut merespons bom bunuh diri di pintu gerbang Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dia memastikan Polri melalui Densus 88 Antiteror terus bekerja membongkar sel-sel teroris di tanah air.
"Yang jelas pihak keamanan seperti Densus 88 itu tidak pernah berhenti. Ketika kita tidur, mereka bangun. Ketika kita diam, mereka bergerak," kata Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi.
Menurut Islah, sebagian masyarakat ada yang antipati menyikapi penangkapan terduga teroris. Penyebabnya antara lain karena masyarakat tidak curiga dengan keseharian orang-orang yang ditangkap.
"Pihak keamanan lebih tahu, intelijennya bergerak," ujarnya.
Islah mengatakan, tujuan teroris adalah menekan pemerintah dan masyarakat. Teroris ingin pemerintah bertekuk lutut, sehingga mereka bisa menguasai pemerintahan.
"Apapun tujuan teror mereka itu sebenarnya bukan hanya surga, tetapi juga ingin menguasai negara ini, menguasai pemerintahan ini," imbuhnya.
Menurutnya, teroris selalu melawan pemerintahan dan akan berhenti sampai mereka berkuasa. Islah mengatakan sudah tepat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar masyarakat tidak takut menyikapi teror bom.
"Ini bukan hanya soal menciptakan kepanikan dan ketakutan, tapi mereka ingin membuat semua orang bertekuk lutut terhadap mereka," ujar Islah.
Dia membeberkan ada sekitar 400 terduga teroris ditangkap pada 2020. Tahun ini sudah hampir 100. Islah menilai teroris kelabakan setelah jalur pendanaan mereka ditelusuri PPATK dan Polri.