FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan sudah mendeteksi 46 kasus Omicron hingga Minggu (26/12). Kasus didominasi oleh kasus impor yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri, dua di antaranya petugas kebersihan dan tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet.
Mereka diduga tertular dengan pasien karantina yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Walaupun masih tertular di pintu masuk internasional, ahli menyebut tetap saja ada kemungkinan Omicron sudah menular di masyarakat.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan segala kemungkinan bisa saja terjadi. Apalagi Omicron di dunia juga bisa jadi sudah muncul sejak awal-awal November.
“Ini sekali lagi menunjukkan bahwa selama ini juga seperti itu, bahwa kasus-kasus dari luar negeri tetap saja ada, mungkin dari sejak awal November. Artinya juga kasus ini menyebar di masyarakat relatif besar,” jelasnya kepada JawaPos.com, Senin (27/12).
Lalu mengapa kasus Covid-19 tak melonjak, angka kematian rendah, dan keterisian rumah sakit cenderung normal? Ternyata, kata Dicky, hal itu karena angka kekebalan kawanan atau herd immunity sudah terbentuk. Hampir mayoritas populasi dunia sudah divaksinasi dan juga sudah terinfeksi. Sehingga tak separah saat varian Delta kondisinya.
“Yang membuat lonjakan Omicron ini belum terlihat itu karena jumlah orang yang memiliki imunitas di masyarakat kan jauh lebih tinggi ketimbang saat Delta muncul. Jadi baik itu karena vaksinasi maupun terinfeksi,” ungkap Dicky.
Sehingga, kata dia, yang terjadi adalah seperti surveilans bias atau kasus seperti tak terlihat. Padahal, lanjutnya, saat ini semua negara masih dalam level community transmission.
“Artinya kemampuan kita dalam mendeteksi kasus di masyarakat ini belum membaik sebetulnya. Kasus yang ditemukan dengan yang dilaporkan masih ada gap. Walaupun tak sebesar yang sebelumnya. Ini harus direspons dengan peningkatan surveilans dan deteksi dini,” ujarnya.
Dicky mengapresiasi respons pemerintah di pintu masuk internasional yang sigap mendeteksi Omicron. Tindakan itu efektif dilakukan sejak awal, akan tetapi jangan hanya karena ada varian baru saja.
“Tetapi langkah ini harus konsisten sampai dianggap ancaman sudah mereda. Bahwa Omicron ini saat ini untuk negara-negara berkembang dengan populasi muda tetap saja menginfeksi mereka yang belum divaksinasi, dan juga belum terinfeksi, atau bahkan menginfeksi ulang dan juga mereka yang sudah divaksinasi,” katanya. (jpg/fajar)