Ketertarikannya terhadap aksara lontara sudah menonjol sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar.
Berbekal sering didongengkan dan ketidak fasihan beliau dalam berbahasa Bugis dikarenakan ia lahir dan besar di Gowa sehingga membuat rasa ingin tahunya tentang aksara lontara itu lebih besar ketimbang saudara sepupu yang lainnya.
Salah satu bentuk kecintaannya dengan aksara lontara telah ia tuangkan dalam berbagai kajian dan buku tentang sejarah kerajaan di Sulawesi Selatan dan masih ada beberapa naskah karyanya yang masih dalam tahap proyeksi.
Dia kini tengah menggodok buku rangkuman dari semua catatan sejarah kerajaan Bone.
"Bone Annalsnya masih dalam proses pencarian dan pengumpulan naskah Lontara' berhubung masih ada naskah catatan harian tahun 1800an yang berada di Leiden Belanda belum teralih aksarakan," terang Andi Sofyan. (selfi/fajar)