Menurut Ras, itu terlihat sejak terjadinya pemilihan langsung di Pilgub Sulsel. Di mana dua kali masa kepemimpinan di Sulsel diisi oleh mantan kepala daerah yang 'naik kelas' menjadi Gubernur.
Mulai era Syahrul Yasin Limpo (SYL) hingga Nurdin Abdullah (NA).
SYL menjadi Gubernur Sulsel dua periode memulai langkahnya dari Bupati Gowa. Awalnya dia mendampingi Amin Syam sebagai Wakil Gubernur Sulsel.
"Kemudian di periode selanjutnya, SYL berhasil terpilih menjadi Gubernur Sulsel selama dua periode bersama pasangannya, Agus Arifin Nu'mang," katanya, Selasa, (8/3/2023).
Lanjut dia, estafet kans Bupati juga dilanjutkan Nurdin Abdullah. Di mana, Nurdin Abdullah seusai menjabat Bupati Bantaeng dua periode.
Dia bertarung di Pilgub Sulsel didampingi adik mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Andi Sudirman Sulaiman.
Untuk konteks Pilgub Sulsel, kebutuhan figur berlatar belakang militer maupun Polri belum begitu dibutuhkan oleh publik. Itulah sebabnya sejak pemilihan langsung diadakan di Sulsel, figur yang terpilih mereka yang berlatar belakang kepala daerah saja.
“Sehingga kesimpulan saya, figur berlatar belakang militer belum bisa tampil memukau di pentas Pilgub Sulsel," katanya.
Indikatornya, diungkapkan Ras, figur latar belakang TNI - Polri tidak memiliki basis pemilih berakar rumput seperti Kada. Sehingga hal tersebut dianggap cukup sulit bila figur latar belakang TNI - Polri ingin mengimbangi Kepala Daerah.
"Tentu sangat sulit. Karena mereka yang berlatar belakang kepala daerah dari aspek invetasi sosialnya jauh lebih unggul. Ditambah lagi faktor emosional publik dengan mereka begitu dekat," tukasnya.