FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sekretaris Umum Asprov PSSI Sulsel, Ahmadi Djafri, mengatakan PSSI sangat sedih dan kecewa berat atas batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sepak bola terlalu dicampuradukkan dengan politik, sehingga merugikan bangsa sendiri.
"Kasihan kepada generasi muda kita bahwa mereka sudah berjuang, mereka sudah latihan, mereka punya harapan yang banyak, dan akhirnya mereka gugur akibat egoisnya beberapa kalangan," katanya.
Indonesia tetap memikirkan kedaulatan negara lain, tetapi cara yang digunakan oleh para elite politik sangatlah salah karena mengorbankan bangsa sendiri.
"Sekalipun pernah presiden pertama kita membela Palestina dan sekarang kita juga masih membela Palestina. Ini terlalu picik cara berpikir mereka tentang suatu sepak bola," ungkapnya.
Dia percaya, pembatalan bukan karena faktor Kanjuruhan. PSSI telah mengubahnya. Di Liga 1, tidak ada polisi di dalam lapangan. Pencetus pembatalan ini adalah penolakan dari kelompok elite politik.
"Yang paling bertanggung jawab saya rasa adalah yang menyuarakan penolakan tanpa melihat lebih penting negaranya sendiri. Kami tahu penjajahan di UU, tapi apakah Indonesia tidak memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain? Kita perjuangkan," tuturnya.
"Apakah timnas Israel datang untuk berperang? Atau apakah mereka datang untuk mengamuk? Tidak, kan?" sambungnya.
Indonesia harus siap jika terkena sanksi. Apalagi kemungkinan sanksi yang akan didapat tidaklah main-main. Beberpa sanksi yang akan didapat adalah seperti tidak dapatnya Indonesia berlaga di kancah internasional.