FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Media Sosial Lukman Simandjuntak, memberikan komentar terkait belasan kontraktor Kereta Cepat Jakarta Bandung yang melakukan protes karena gajinya belum dibayar.
Merasa heran, Lukman menyinggung utang ke China yang sebelumnya dijanjikan untuk tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.
"Ternyata KCIC bukan cuma utang ke China dan pakai APBN (padahal janjinya tidak), tetapi juga utang ke kontraktor lokal," ujar Lukman dalam cuitan Twitternya (7/8/2023).
Akibat tidak dibayarkannya gaji para kontraktor tersebut, kata Lukman, beberapa asetnya disita pembiayaan bahkan sampai tidak mampu lagi menyekolahkan anaknya.
"Ada yang asetnya disita lembaga pembiayaan, tak mampu sekolahkan anak," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan Lukman, dengan tidak dibayarkannya gaji para kontraktor tersebut, secara tidak langsung merusak image mereka sebagai pebisnis.
"Merusak image mereka sebagai pebisnis, beberapa bahkan sudah meninggal," kunci dia.
Sebelumnya, belasan sub kontraktor Kereta Cepat Jakarta Bandung melakukan protes karena belum dibayar pemerintah.
Proyek kereta kebanggan pemerintah yang memakan biaya mencapai Rp 114.24 triliun ini rencananya akan segera diresmikan pada Agustus 2023.
Akan tetapi belasan sub kontraktor Kereta Cepat Jakarta Bandung yang tergabung dalam Ikatan Sub Kontraktor KCJB mengatakan, mereka hingga saat ini belum menerima pembayaran proyek.
Bahkan, dalam surat yang beredar di media sosial, sebanyak 12 nama yang mengaku anggota Ikatan Sub Kontraktor KCJB mengatakan, rumah dan aset mereka telah disita bank.
Panyitaan aset tersebut diketahui karena mereka tidak bisa membayarkan kredit bank yang digunakan sebagai modal dalam membanggun KCJB.
(Muhsin/fajar)