Angka Kemiskinan di Sulsel, Pangkep Teratas, Disusul Jeneponto dan Luwu Utara

  • Bagikan
Statistisasi Madya BPS Sulsel Suri Handayani (dua dari kiri) saat memaparkan tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan, (22/8/2023). ANTARA/Muh Hasanuddin

 FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penduduk miskin di Makassar menempati posisi terendah dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel.

Statistisi Madya BPS Sulsel Suri Handayani di Makassar, Selasa, mengatakan, tingkat kemiskinan pada Maret 2023 se Sulsel sebesar 8,70 persen, naik 0,07 persen terhadap Maret 2022 dan naik 0,04 persen terhadap September 2022.

"Disparitas kemiskinan itu masih terjadi, antara penduduk yang di kota dan di pedesaan. Artinya, tingkat kemiskinan jauh lebih banyak di desa daripada di kota," ujarnya.

Berdasarkan data kemiskinan, jumlah tertinggi ditempati Kabupaten Pangkep, Jeneponto dan Luwu Utara. Sementara untuk angka kemiskinan terendah ialah Makassar dengan mencatatkan angka 4,58 persen dari total penduduk miskin 788,85 ribu orang.

Jumlah keseluruhan itu meningkat 6,5 ribu orang dibanding September 2022 dan meningkat 11,41 ribu orang dibanding Maret 2022.

"Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 8,70 persen, meningkat 0,04 persen poin terhadap September 2022 dan meningkat 0,07 persen poin terhadap Maret 2022," katanya.

Selain Makassar, Parepare juga menempati terendah ketiga yakni 5,41 persen dan Sidenreng Rappang (Sidrap) 5,11 persen.

Kabupaten Pangkep mencatatkan jumlah penduduk miskin tertinggi dengan persentase 13,92 persen, disusul Kabupaten Jeneponto sebesar 13,73 persen dan Luwu Utara 13,22 persen.

Pada Maret tahun ini, Garis Kemiskinan (GK) tercatat sekira Rp436.025 per kapita per bulan. Dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp325.418 (74,63 persen). Lalu, Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp110.607 (25,37 persen).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan