FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid dan Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe sempat saling klaim nomor urut I di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 2 untuk merebut kursi di Senayan.
Keduanya pun sudah menyebar bahan sosialisasi dengan nomor urut 1 di Dapil Sulsel 2 yang meliputi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare.
Meski tahapan kampanye belum dimulai, baliho bergambar TP di ruas jalan nasional di Parepare sudah nampak. Begitu pula alat peraga sosialiasi NH dengan nomor urut sama juga sudah beredar di masyarakat.
Dalam DCS yang diumumkan KPU beberapa waktu lalu, TP menempati nomor urut 1, sedangkan NH berada di nomor urut 2.
Saat ini KPU melakukan penyusunan dan penetapan DCT yang dimulai pada 4 Oktober - 3 November 2023. Sementara pengumuman DCT dijadwalkan pada, 4 November 2023.
Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid pastikan dirinya diplot ke nomor urut 1 di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 2 untuk Pileg Senayan atau DPR RI.
Nomor wahid ini sebelumnya diisi oleh Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) dalam Daftar Calon Sementara (DCS) yang diumumkan KPU RI.
"Insya Allah pasti tidak ada keraguan," ujar Nurdin Halid kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
NH mengaku sudah memastikannya berdasarkan SK pencermatan Daftar Calon Tetap (DCT) yang diterbitkan DPP Golkar yang disetorkan ke KPU RI. "Ya pastilah sesuai SK,"katanya.
Sementara itu, Taufan Pawe saat dikonfirmasi mengaku menyerahkan semuanya kepada keputusan partai.
Wali Kota Pare-Pare ini menyebut nomor urut bukanlah sesuatu yang menjadi kunci dalam memenangkan kursi.
“Semua itu keputusan partai yah. Apapun keputusan partai, nomor bukan sesuatu yang menjadi kunci kemenangan tapi figur,” tuturnya.
TP-akronim nama Taufan Pawe menyatakan bahwa Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tanggung Jawab (PDLT)-nya tidak perlu diragukan lagi.
“Saya adalah kader yang menurut saya punya integritas yang tidak perlu diragukan. PDLT saya baik-baik. Jadi apapun keputusan partai harus saya hargai. Sekali lagi, itu bukan sesuatu yang menjanjikan. Tapi yang menjanjikan adalah bagaimana menawarkan konsep-konsep kesejahteraan masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa melahirkan calon legislatifnya itu sendiri,” tandasnya. (selfi/fajar)