FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Analis politik Unhas, Adi Suryadi Culla menilai bahwa dengan pernyataan Nurdin Halid tidak maju berarti semakin mengerucut kemungkinan tiga figur itu.
Apalagi pengaruh NH di Golkar tidak bisa dianggap remeh. Sehingga keputusannya mundur dan menyebutkan sejumlah nama menjadi syarat.
Adnan Purichta Ichsan, Indah Putri Indriani, dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) harus bersiap untuk berkompetisi.
Sehingga ini juga akan menjadi masalah tersendiri dan potensi menjadi konflik di internal Golkar. Apalagi ketiganya sama-sama memiliki potensi yang sama-sama kuat.
Masing-masing punya pengalaman menjadi kepala daerah dan selama ini terbukti kinerjanya. Termasuk pengalaman politik.
Namun, Adi juga menekankan bahwa Taufan Pawe tidak boleh diremehkan. Sebab ia merupakan ketua Golkar dan untuk pengusulan calon dia juga berperan.
Sehingga, peluang TP tetap harus dihitung. Apalagi ada sinyal diberikan oleh DPP sebagai figur. Adi menilai, NH tak menyebut TP karena hubungan mereka renggang.
"Itu harus dipahami. Berada dalam kondisi persiangan di antara mereka. Persaingan pengaruh," katanya.
Sebelumnya, NH menyatakan tak akan maju lagi di Pilgub Sulsel 2024. NH mengaku sekarang saatnya pemimpin muda dimunculkan.
"Pilgub Sulsel biarlah yang muda-muda. Saya berikan kesempatan yang muda-muda," ucap NH di kediamannya, Jalan Mapala, Kota Makassar, Selasa, 2 April.
Sementara untuk Ketua DPD Golkar Sulsel, Taufan Pawe, NH menilai sudah sudah cukup DPR RI. "Cukuplah DPR," katanya.
Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe mengaku tetap optimis untuk bertarung di Pilgub Sulsel.
Terlebih lagi, setelah dirinya dipastikan melenggang ke Senayan. Dia punya alasan tersendiri untuk hal ini. Pertama, dia sudah mendapat surat tugas. Kemudian, dia juga mengklaim sudah mendapat rekomendasi dari DPP.
”Saya tetap bersemangat, karena bukan tanpa dasar. Saya sudah mendapat tugas dari DPP untuk kerja-kerja elektoral dalam pertarungan Pilgub nantinya,” ujarnya kepada FAJAR, beberapa waktu lalu.(*/fajar)
