"Sebut saja dari segi ekonomi, apakah efisien atau tidak kah memberi susu ikan sebagai makan siang, yang katanya anggaran makan siang itu sebesar 15 ribu rupiah per orang," tutur dokter gizi tersebut.
Padahal, lanjut dia, tidak cukup dengan susu ikan tersebut apabila sebagai pengganti makan siang, sedangkan makan siang plus lauk dengan anggaran 15 ribu rupiah perorang, masuk tidak anggaran itu ditambah susu ikan tersebut.
"Kalau makan siang gratis ditambah susu ikan sebagai suplemen masuk tidak dalam anggaran sebesar 15 ribu rupiah per hari tersebut," cetus dokter spesialis gizi tersebut.
Carmen yang juga akademisi fakultas kedokteran UKI itu menegaskan dari segi budaya namanya makan siang itu adalah makanan pokok seperti nasi, tales, singkong ditambah lauk dan sayuran, kerap menjadi asupan masyarakat Indonesia setiap hari dari Sabang sampai Merauke.
"Kalau ikan diolah pabrik sebagai bahan untuk susu memerlukan biaya yang besar karena mengunakan teknologi, sehingga memerlukan investasi yang cukup besar, karena ikan diolah menjadi HPI," ujarnya. (bs-sam/fajar)