Soal Judi Online, Ismail Fahmi: PPATK Punya Data Lengkap, Kenapa Ndak Diblokir Rekening Penampung Uang?

  • Bagikan
Ilustrasi Judi Online. (INT)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemberantasan judi online makin gencar dilakukan pemerintah. Terlebih setelah Presiden Prabowo Subianto memberi penegasan untuk memberantas penyakit masyarakat itu.

Terkait upaya itu, Founder of Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menyarankan agar pemerintah bekerja sama lebih intens dengan PPATK untuk memblokir semua rekening penampungan uang judi online.

"PPATK ini sudah punya data lengkap, sudah melaporkan juga, bahkan sampai tahu total transaksi, usia pemain judi, persentase gaji yang digunakan untuk judi, harusnya juga tahu rekening mana saja yang digunakan untuk menampung uang judi dari pemain, milik siapa saja, siapa yang mengambil," ujar Ismail Fahmi dikutip dari akun pribadinya di X, Kamis (7/11/2024).

"Kenapa ndak diblokir aja ya rekeningnya, biar masyarakat ndak bisa topup. Kalau ndak bisa top up, ndak bisa main judi," sambung Ismail Fahmi.

Dia juga mengungkap 10 jenis informasi yang dapat diketahui dan dilaporkan oleh PPATK terkait judi online di Indonesia:

  1. Transaksi keuangan mencurigakan
  2. Identitas pemilik rekening
  3. Sumber dana yang tidak jelas
  4. Aliran dana ke platform judi online
  5. Pola transaksi mikro berulang
  6. Penggunaan rekening penampung
  7. Jaringan rekening dan perusahaan cangkang
  8. Pola transaksi di e-wallet dan fintech
  9. Transaksi antar rekening yang mencurigakan
  10. Penggunaan cryptocurrency

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ) mencatat populasi demografi pemain judi online (judol) di Tanah Air semakin berkembang. Temuan PPATK juga mengungkap bahwa pelaku judol ada yang berusia masih anak-anak.

Hal itu disampaikan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat rapat kerja (raker) perdana bersama Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Ivan mengatakan, faktor masifnya pelaku ini mendorong transaksi judol semakin masif. “Umur pemain judi online cenderung semakin merambah ke usia terendah usia kurang dari 10 tahun ini kita melihat. Jadi populasi demografi pemainnya semakin berkembang,” ujar Ivan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan