Ia mengklaim memiliki diagram alur yang menunjukkan keterlibatan sejumlah pejabat internal Pertamina dalam jaringan mafia migas.
"Saya punya diagram alur siapa-siapa pejabat di internal Pertamina yang diduga jaringan mafia migas di Pertamina," ujar Ferdinand di X @ferdinand_mpu (3/3/2025).
Dikatakan Ferdinand, kasus ini bukan sekadar pemberantasan korupsi biasa, melainkan bagian dari dinamika kekuasaan di sektor energi.
"Intinya ini perang genk mafia," ungkapnya.
Ferdinand menilai ada kepentingan tertentu yang ingin menyingkirkan kelompok lama demi memberi ruang bagi kelompok baru yang lebih dekat dengan lingkaran kekuasaan.
"Yang akan dibasmi demi masuknya genk baru dari lingkar penguasa," tandasnya.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengusut kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang PT Pertamina Patra Niaga, yang menyebabkan negara merugi hingga Rp193,7 triliun.
Sejauh ini, sembilan tersangka telah ditetapkan, termasuk dua nama terbaru, yaitu Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga, serta Edward Corne (EC) yang menjabat sebagai VP Trading Operations.
Keduanya diduga melakukan kejahatan bersama tujuh tersangka lain yang telah lebih dulu ditetapkan Kejagung.
Modus yang digunakan adalah pengoplosan minyak mentah RON 92 alias Pertamax dengan minyak berkualitas lebih rendah, yang terjadi dalam lingkup PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023.
Perbuatan para tersangka ini menyebabkan kerugian keuangan negara dalam jumlah fantastis, mencapai Rp193,7 triliun.