FAJAR.CO.ID, MEKAH -- Kementerian Agama (Kemenag) dalam hal ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), terus mempersiapkan diri secara matang menjelang puncak ibadah haji 2025.
Puncak ibadah haji atau wukuf di Arafah yang akan berlangsung pada 5 Juni 2025 mendatang, membuat PPIH Arab Saudi terus mematangkan skema layanan lapangan.
Salah satu langkah penting dilakukan oleh Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) Harun Arrasyid bersama timnya dengan melaksanakan gladi orientasi dan gladi posko di kawasan Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina), Minggu (25/5).
“Kami turun langsung menetapkan titik-titik pos yang nanti akan kita laksanakan saat puncak haji dan mabit di Mina,” ujar Harun.
Ia menjelaskan, saat ini sudah dipetakan posisi-posisi penting termasuk Mobile Crisis Rescue (MCR) jalur bawah, tujuh pos tambahan untuk memantau jemaah konsep Tanazul (yang difasilitasi kembali ke hotel), serta jalur-jalur sektor agar seluruh petugas siap bertugas tanpa kebingungan.
Menurut Harun, gladi orientasi ini menjadi bagian penting agar persiapan tak hanya teori. “Kami ajak rekan-rekan ke titik-titik lapangan supaya nanti tahu persis peta dan jalur distribusi jemaah,” tambahnya.
Harun juga memastikan kesiapan pembagian tim. Misalnya, MCR jalur bawah akan diperkuat oleh personel Linjam, Media Center Haji (MCH), kesehatan, PKP2JH, serta tim layanan lansia dan disabilitas.
Ia menekankan bahwa jalur bawah memiliki keuntungan karena petugasnya bisa istirahat di hotel, berbeda dengan MCR-2 dari Madinah yang akan tinggal di tenda lapangan.
“Saya harapkan rekan-rekan bersyukur karena jalur bawah lebih ringan, tapi tetap harus siap siaga,” ujarnya.
Selain memetakan pos, tim Linjam juga menyiapkan mitigasi lapangan. Salah satu fokusnya adalah mengantisipasi jemaah yang terlepas dari rombongan.
“Kami siapkan petugas yang tahu peta sektor, jalur evakuasi, serta menyiapkan kursi roda, masker, minyak kayu putih, obat-obatan kecil, bahkan alat komunikasi,” tutur Harun.
Ia berharap nantinya tidak banyak jemaah yang perlu ditolong dengan kursi roda atau evakuasi darurat karena persiapan sudah dilakukan secara optimal.
Dalam gladi posko ini, tim dari Madinah, Makkah, dan Bandara akan berkumpul memperkuat koordinasi lintas daerah. “Kami ingin memastikan semua lintas sektor terhubung, karena saat Armuzna nanti pergerakan jemaah terjadi selama 24 jam nonstop,” ujar Harun.
Dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 152.281 orang di Makkah, menurut data Siskohat per Minggu (25/5) pukul 17.30 WAS, PPIH optimistis seluruh skema layanan puncak haji akan berjalan baik.
“Semoga semua lancar, jemaah terlayani dengan maksimal, dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT,” pungkas Harun. (fajar)