FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menyindir para Menteri dalam pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Lewat akun X @msaid_didu miliknya, ia menyebut menteri di kabinet Jokowi satu per satu muncul menyampaikan dukungan di berbagai polemik.
"Menteri Jokowi yang ada dalam Kabinet Prabowo mulai unjuk gigi," tulis Said Didu dilansir X Rabu (11/6/2025).
Said Didu bahkan secara terang-terangan menyebut Menteri yang dimaksud beserta alasan kemunculannya.
"1) Menteri ESDM Bahlil awalnya diduga mau bela Oligarki Jokowi (Aguan) di Raja Ampat dengan skenario buat kunjungan dengN kesimpulan bahwa tambang di Raja Ampat tidak ada masalah. 2) Menko Zulhas langsung keluar bela Bahlil. 3) Mendagri Tito hadiahkan 4 Pulau Aceh ke Gub Sumut (Mantu Jokowi)," lanjut Said Didu.
Bahkan, ia menunggu para koloni yang berhubungan dengan Jokowi dalam kurung Menteri dikepemimpinannya.
"Kita tunggu aksi Menteri Jokowi lainnya," tantangnya
Adapun berita terkait dengan sindiran yang dilayangkan oleh Said Didu, yakni kelakar Bahlil saat ia hadir dalam acara Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu damai yang dihadiri mahasiswa di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
"Jadi saya mau menyampaikan kepada kalian, jangan coba coba bilang kalau kita-kita oligarki, tunggu kalian semua tunggu. Begitu kalian jadi pejabat, jadi orang kaya, mungkin kelakuan kalian akan lebih jahat dari pada saya," kata Bahlil.
Bahlil menceritakan pengalamannya sebelum menjadi politisi, saat aktivis masih miskin. Kala itu ia mengaku saat melihat mobil bagus langsung marah.
"Dulu kita mau makan bakso aja boleh, sekarang makan di bintang lima boleh. Enak juga barang ini. Dulu kita benci pake pengawal, begitu jadi Menteri ada pengawal. Ah paten juga barang ini ya," ujarnya.
Ia menegaskan punya kekuasaan adalah kemewahan. Sehingga buat orang cemburu.
“Saya mau sampaikan aja, memang barang-barang enak ini membuat membuat cemburu semua orang. Makanya orang punya jabatan juga, kalau ada partai yang masih pengin berkuasa tapi tiba-tiba enggak mau berkuasa, ada fitnahnya macam-macam, ya wajar saja itu terjadi," ujar Bahlil
Selanjutnya, yakni Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) tiba-tiba angkat bicara dan membela Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait polemik izin tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Zulhas menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya di acara Peringatan Hari Kewirausahaan Nasional di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
"Pak Bahlil tadi tepuk tangannya banyak. Rame tadi saya dengar. Padahal izin-izin itu bukan Pak Bahlil yang keluarkan. Beliau ini tidak salah sebenarnya," kata Zulhas
Pernyataan Zulhas itu langsung menyoroti tudingan-tudingan yang sempat mengarah ke Bahlil ihwal pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Raja Ampat. Zulhas menekankan, Bahlil bukan pihak yang menerbitkan izin-izin tersebut.
"Lho betul, memang bukan Pak Bahlil kok. Cuma Pak Bahlil orang baik, semua dibela," Pungkas Zulhas
Terakhir, yakni hubungan Presiden ke-7, Jokowi dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.
Hal ini berkaitan dengan hubungan antara Aceh dan Sumatera Utara yang dikabarkan memanas.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menetapkan empat pulau di Kabupaten Aceh Singkil masuk ke wilayah Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution datang ke Aceh membahas polemik empat pulau dengan Gubernur Muzakir Manaf alias Mualem. Bobby mengusulkan pengelolaan keempat pulau itu dilakukan secara kolaboratif.
"Kami hadir di sini untuk bisa sama-sama meredam, ataupun bisa sama-sama menyepakati apa yang harus kita sepakati bersama dengan pak gubernur Aceh," kata Bobby.
Ada juga usulan dari Bobby terkait pengelolaan potensi pulau itu dilakukan secara bersama-sama. Dia mengaku akan melanjutkan pembahasan dengan Mualem.
"Jadi tadi kita sampaikan, kita kolaboratif, kita kolaborasi. Kalau bicara soal potensinya, tadi tidak bicara ini akan dikembalikan atau tidak, atau akan punya siapa. Tapi kita bicarakan kalau ke depannya kalau ada pembahasan, kami terbuka saja," ungkapnya.
(Besse Arma/Fajar)