FAJAR.CO.ID -- Ketegangan di Timur Tengah bakal meningkat jika ada intervensi menekan Iran dalam melawan Israel. Militer Iran mengancam menebar ranjau di Selat Hormuz jika Amerika Serikat (AS)
ikut terlibat dalam perang membantu Israel.
Selat Hormuz memiliki peran sangat vital dalam jalur perdagangan dan distribusi minyak mentah di kawasan Timur Tengah. Selat Hormuz berada di antara Teluk Oman dan Teluk Persia dengan panjang 39 kilometer dan lebar 33 hingga 95 kilometer.
Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur terbuka ke laut untuk pengiriman produksi minyak dan sepertiga gas alam cair dunia. Selat Hormuz satu-satunya jalur laut yang menghubungkan negara Teluk dengan Laut Arabia dan terus berlayar ke perairan dunia.
Titik tersempit di selat Hormuz hanya selebar 33 kilometer dan jalur pelayaran yang bisa dilewati kapal kargo di kedua arah hanya selebar 3 km.
Ancaman Iran memasang ranjau Iran di Selat Hormuz diungkap oleh Intelijen AS pada Selasa (17/6/2025).
Dilansir dari Anadolu Agency, laporan intelijen AS menyebut para pejabat Iran menegaskan jika terjadi serangan, Iran dapat mulai menebar ranjau di Selat Hormuz. Ini sebuah taktik yang dimaksudkan untuk menahan kapal perang AS di Teluk Persia," ungkap laporan intelijen AS.
Iran beberapa kali menegaskan akan menyerang siapa pun yang ikut membantu Israel dalam perang. Peringatan itu disampaikan kepada tiga sekutu dekat Israel, yakni AS, Inggris, dan Prancis.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan Teheran memiliki bukti yang menunjukkan pasukan AS mendukung kampanye pengeboman intensif yang dilancarkan Israel terhadap Iran.
"Kami memiliki bukti kuat dukungan pasukan Amerika dan pangkalan-pangkalan AS di kawasan itu terhadap serangan pasukan militer rezim Zionis," kata Araghchi.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tak menyangkal kemungkinan keterlibatan AS dalam perang antara Iran dan Israel. Namun, AS mengaku
sama sekali belum melibatkan diri.
"Kami tidak terlibat di dalamnya. Ada kemungkinan kami bisa terlibat. Namun, saat ini kami tidak terlibat," kata Trump kepada ABC News pada Minggu.
Para pejabat AS juga mengatakan bahwa pangkalan rudal Iran sudah berada dalam jangkauan instalasi AS di Bahrain, Qatar, dan UEA. Hanya memerlukan sedikit atau tidak ada persiapan tambahan untuk memulai serangan semacam itu.
Rosemary Kelanic dari lembaga pemikir Defense Priorities yang berpusat di Washington memberi peringatan intervensi AS hanya akan melipatgandakan dorongan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir lebih lanjut. (*)