Selain itu, lanjut Imada, panas ekstrem dalam dua tahun terakhir juga diyakini dipengaruhi oleh gelombang panas laut di sekitar Jepang. “Penelitian sedang berlangsung untuk memahami mekanisme di balik fenomena gelombang panas laut ini,” ujarnya.
Selama tiga hari terakhir, JMA juga telah mengeluarkan peringatan heatstroke untuk sebagian besar wilayah di Jepang. Seperti, Okinawa, bagian selatan Kyushu, Kyoto dan Nara.
Indeks tekanan panas untuk 48 kota besar juga mengidentifikasi tidak ada satu pun kota yang “aman”. Hanya satu kota berada pada kategori hati-hati dengan imbauan minum air secara rutin. Sementara 15 kota lainnya diminta untuk minum air dan sering beristirahat saat berada di luar ruangan. Sedangkan, di 32 kota sisanya, dikeluarkan peringatan keras untuk tidak melakukan latihan fisik berat.
JMA juga merilis pedoman pencegahan heatstroke. masyarakat diminta tetap terhidrasi, berteduh bila memungkinkan, menghindari aktivitas berat di luar ruangan, serta memperhatikan kondisi tetangga lansia agar tetap aman. Masyarakat juga diimbau untuk tidak menolak menyalakan pendingin ruangan karena khawatir tagihan listrik meningkat.
“Rasanya tahun ini sudah lebih panas dibanding tahun lalu di waktu yang sama,” ujar Tomoko Nakamura, pemilik butik di distrik Motomachi, Yokohama. Dia mengaku bahkan telah menggunakan dua AC di rumah.
Imada menyebutkan bahwa penelitian masih berlangsung untuk memahami gelombang panas saat ini. Dia menilai, kondisi ini turut dipengaruhi pemanasan global yang terjadi di dunia.