Ia menegaskan bahwa rakyat dan sektor swasta justru menjadi penopang utama ekonomi nasional yang semestinya mendapatkan apresiasi langsung dari pemerintah, bukan sebaliknya.
“Prabowo lupa, harusnya berterimakasih kepada rakyat yang selama ini membiayai pemerintah. Menyumbangkan kekuatan di sektor pajak, jadi bukan dari sektor insentif dan deviden bank-bank BUMN,” tandasnya.
Heru juga bilang bahwa perusahaan swasta yang bekerja tanpa monopoli juga patut dihargai.
“Salah satu penyumbang kontribusi terbesar misalnya dari pabrik rokok, tekstil, dan sebagainya,” kuncinya. (Muhsin/Fajar)