FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Ustaz Das’ad Latif kecewa dengan pemblokiran rekeningnya oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK). Itu dinilainya cemari citra dan nama baik.
“Saya kecewa, sebab ajakan menabung malah dibalas dengan blokir. Ini menimbulkan prasangka adanya transaksi ekonomi dalam proses blokir tersebut," kata Das'ad kepada jurnalis, Jumat (8/8/2025).
Ia juga mempersoalkan setoran awal yang mesti dilakukan jika ingin membuka blokir. Menurunnya, itu hanya menguntungkan bank.
"Jika 120 juta orang diblokir dan harus membayar jumlah itu, berapa keuntungan yang didapat?,” imbuhnya.
Di sisi lain, ia mengatakan penanganan pembukaan blokir tak sesuai dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto. Bahwa komplain akan ditindaklanjuti 1 X 24 jam.
“Padahal Bapak Presiden sudah menyatakan, jika ada komplain, maka hari itu juga harus ditindaklanjuti. Namun saya malah disuruh menunggu hingga tujuh hari,” ucapnya.
Pemblokiran terhadap rekeningnya, kata dia seakal mengindikasikan dirinya terlibat dalam kejahatan.
“Bukan hanya soal blokir, tapi menyangkut citra dan nama baik. Setahu saya, seseorang yang rekeningnya diblokir biasanya dicurigai terlibat tindak pidana atau transaksi kejahatan. Apakah saya dianggap seperti itu?” ucapnya.
Pada intinya, apa yang ia ungkapkan menurutnya bentuk rasa cinta kepada pemerintah. Bukan sebuah teror.
“Ini bukan kritik terhadap pemerintah, apalagi teror. Ini adalah bentuk cinta saya kepada negara, agar rakyat tetap percaya kepada bank dan pengelolaan keuangan. Bayangkan jika kepercayaan rakyat hilang, lalu mereka menarik semua uang dari bank. Bukankah itu justru lebih membahayakan?” ujarnya.
Ia juga menegaskan, uang di rekeningnya itu berasal dari aktivitasnya sebagai ustaz.
“Meski saya seorang ustaz, dana itu saya gunakan untuk membangun masjid. Saya membangun masjid di Ujung Tol dengan dana pribadi, tanpa bantuan dari mana . Itu semua hasil ceramah saya,” tegasnya.
(Arya/Fajar)