Literasi dan Seni Berpadu dalam Kanvas Terakhirnya

  • Bagikan
Ilustrasi

Fajar.co.id, Bulukumba – Di penghujung perjalanan panjangnya, Malam Bercerita menutup tirai dengan gemuruh refleksi dan harapan. Season ke-50 sekaligus menjadi penanda perpisahan dari serial diskusi literasi daring yang telah berlangsung sejak 2022. Episode penutup ini menghadirkan Zeta Ranniry Abidin, seniman muda yang karyanya bersinar di panggung nasional, termasuk dalam perhelatan seni kontemporer Artjog 2025.

Kolaborasi ini bermula dari ajakan sederhana yang dilayangkan oleh tim Rumah Buku, komunitas literasi dan seni yang berbasis di selatan Sulawesi. Dalam pesannya, mereka menyampaikan keinginan untuk mendobrak batas sempit antara seni dan literasi—dua ranah yang kerap dipisahkan oleh persepsi umum.

“Kami bermaksud untuk mengajak Kak Zeta berbicara dalam tema Melukis Literasi di Atas Kanvas Seni Rupa, karena masih banyak teman di Bulukumba yang menganggap literasi dan seni sebagai dua dunia yang tak saling bersentuhan,” tulis tim Rumah Buku dalam undangan mereka.

Undangan itu diterima, dan jadilah Zeta Ranniry tampil sebagai penutup dalam perbincangan yang kini telah mencapai lima puluh edisi. Malam Bercerita, yang biasanya tayang setiap Kamis, pukul 20.00 Wib/ 21.00 Wita melalui live Instagram. Menjelma menjadi Minggu malam, 10 Agustus 2025 pada ruang digital yang konsisten menghadirkan pembicara dari lokal hingga internasional, menyusuri tema-tema literasi, seni, hingga dinamika sosial.

Dalam momentum penutupan ini, komunitas Rumah Buku mengumumkan bahwa seluruh arsip Malam Bercerita dari tahun 2022 hingga 2025 akan dijahit menjadi sebuah buku. Respon positif pun datang dari para narasumber yang pernah terlibat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan