Kisah Perempuan ISIS setelah Kalah di Irak dan Suriah

  • Bagikan
Istri-Anak Huni Kamp, Suami di Penjara FAJAR.CO.ID, SURIAH--ISIS telah kalah. Baghouz, Suriah yang menjadi wilayah kekuasaan terakhir mereka telah dikuasai pemerintah pada 23 Maret lalu. Namun, kekalahan itu menyisakan masalah. Tak ada yang mau menampung warga Baghouz. Leonora Messing memandangi putranya yang masih berusia 2 bulan. Bocah itu sakit. Badannya kurus. Tapi, perempuan 29 tahun yang menjadi istri anggota ISIS tersebut tak bisa berbuat banyak. Suaminya ditahan pejuang Kurdi. Sedangkan dia dan dua anaknya kini tinggal di Kamp Al Hol, Suriah, yang minim fasilitas. Kamp itu ditempati perempuan dan anak-anak ISIS. Saat Baghouz kali pertama dibombardir, “hanya” ada ribuan orang di sana. Namun, kini kamp itu kian luas dan diperkirakan berisi sekitar 70 ribu orang. Tidak ada tempat pengobatan yang memadai di tempat tersebut. Banyak anak yang sakit dan berakhir dengan kematian. Tapi, Messing yakin anaknya bisa bertahan. Perempuan asal Jerman itu menceritakan anak terakhirnya lahir saat Baghouz dibombardir. Messing meminta suaminya mencari bantuan, tapi tak ada seorang pun yang bisa dimintai tolong. “Saya melahirkan sendirian. Tidak ada dokter atau perawat,” ujarnya. Untung, dia dan anaknya selamat. Messing mengungkapkan, dirinya meninggalkan negaranya saat masih berusia 15 tahun. Tepatnya pada Maret 2015. Dia bergabung dengan ISIS dan menjadi istri ketiga seorang prajurit ISIS yang juga berasal dari Jerman. [caption id="attachment_449430" align="alignnone" width="640"] Kamp Al Hol, Syria yang menjadi tempat penampungan bagi perempuan dan anak-ana, setelah ISIS kalah di Iraq dan Syria. (getty images/bbc)[/caption]
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan