Musim Kemarau Berkepanjangan, Puluhan Hektare Gagal Panen

  • Bagikan
Apalagi, setiap musim tanam, petani harus mengeluarkan biaya hand traktor, pupuk, racun, pemeliharaan, dan biaya lainnya. "Sudah pasti rugi karena sebagian besar padi juga tidak bisa lagi dipanen,"sebutnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Muh Nurdin mengatakan di Lingkungan Data' Kelurahan Pallantikang ini, petani biasanya menanam padi dua kali dan selebihnya tanam palawija.
Aceng Fikri dan Istri Diangkut Truk Satpol PP, Ini Kronologinya Maia Estianty Ungkap Luna Maya Punya Pasangan, Siapa? Doddy Sudrajat, Ayah Vanessa Jijik Melihat Ulah Putrinya Rudal Jelajah Iran Mobeen Mejeng di Rusia, Ini Keunggulannya Menteri LHK Ungkap Masa Depan Bukit Soeharto di Kaltim
"Dalam pemantauan kita ada beberapa yang terdampak karena selama ini memang masyarakat kita selalu berpedoman pada kearifan lokal bahwa di bulan-bulan sekarang berharap ada hujan. Tapi dengan adanya anomali cuaca sekarang, sebagian besar petani tidak dapat air," katanya. Padahal kata dia, pihaknya telah menyampaikan ke petani terkait musim tanam yang tepat. Misalnya, setelah musim tanam padi, dilanjutkan dengan palawija. Diakuinya beberapan usaha yang dilakukannya di musim kemarau ini. Misalnya dengan melakukan pompanisasi. "Hanya saja sumber air yang kita mau pompa juga berasal dari sungai, tetapi airnya sudah asin juga karena air laut sudah masuk," jelasnya. Pihaknya berjanji akan membantu para petani untuk pembuatan sumur bor dan bantuan bibit. Dia menambahkan luas lahan di Pallantikang sekitar 176,88 hektar. Dimana yang ditanami seluas 124 hektare dan yang mengalami gagal panen sekitar 50-60 hektare. (rin)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan