Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, Andi Ardin Tjatjo, menyebutkan, saat ini permintaan talas satoimo dari Jepang hingga 127 ribu ton. Sementara, Sulsel hanya mampu mensuplai satu ton.
"Talas satoimo merupakan komoditi penggerak ekspor Sulsel, di samping pendapatan (budidya talas satoimo) juga memperkuat ketahanan pangan kita," kata Andi Ardin.
"Apalagi waktu budidaya cukup singkat, yakni empat hingga lima bulan," tambahnya.
Saat ini, pusat pembibitan talas satoimo juga tengah dikembangkan di lahan seluas 20 hektare di wilayah Kabupaten Enrekang. Pengembangan bibit ini juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang berminat mengembangkan tanaman umbi-umbian ini. (rls)