Saat diminta oleh pimpinan sidang untuk menengahi forum yang sontak memanas pasca pembacaan hasil verifikasi dukungan, NH pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia lantas menyodorkan solusi terbaik untuk menempuh mekanisme musyawarah sesuai Pasal 70 AD/ART Partai Golkar. Ketika peserta Musda serempak menyetujui, maka tata tertib pemilihan ketua pun di kesampingkan. Dengan begitu, semua calon ketua dinyatakan sah. Singkatnya, keempat calon itu kemudian difasilitasi olehnya untuk melakukan musyawarah. Dan, alhasil, Taufan Pawe terpilih secara mufakat.
Musda X Golkar Sulsel yang berakhir cantik itu, menepis banyak hal. NH yang semula dituding hendak melanggengkan kekuasaan di Golkar Sulsel, terbukti secara realitas, tidak benar. Faktanya, ia sama sekali tak berusaha memanfaatkan situasi untuk menggolkan Hamka. Bahkan demi kepentingan yang lebih besar, demi kebesaran Golkar Sulsel ke depan, ia rela mengesampingkan kepentingan pribadinya.
Supriansa yang semula diasumsikan sebagai titipan Airlangga, terbantahkan dengan sendirinya, begitu Taufan Pawe, juga, mendapatkan diskresi saat ia pun tak memenuhi syarat. Ini menunjukkan kalau DPP Golkar memang tak punya titipan. Satu-satunya titipan khusus Airlangga adalah Musda tanpa gejolak. Dan, itu berhasil dilaksanakan dengan baik oleh NH secara apik.
Nurdin Halid dan Golkar Sulsel telah berhasil menyuguhkan sebuah permaian politik yang bermartabat melalui proses musyawarah untuk mufakat (**)