Keterhubungan Perguruan Tinggi dan Masa Depan

  • Bagikan

Kampus Merdeka sendiri menekankan kembali bahwa proses pembelajaran mesti berpusat pada mahasiswa (student centered learning). Mahasiswa diberi kesempatan untuk secara bebas belajar di luar dari program atau kurikulum yang selama ini dijalankan di program studi masing-masing. Kalau ditilik lebih dalam, program Kampus Merdeka memiliki irisan dengan program-program yang selama ini telah berjalan, misalnya magang, kuliah kerja nyata (KKN), kuliah praktek lapangan (mengajar bagi calon guru), dan Program Kreativitas Mahasiswa yang mencakup kewirausahaan, pengabdian masyarakat, dan penelitian. Bedanya adalah pada konversi satuan kredit semester (SKS). Kampus Merdeka menjamin pilihan pembelajaran mahasiswa terakomodasi dalam SKS.

Pembelajaran jarak jauh selama pandemi sebenarnya dapat memberi gambaran mengenai implementasi Kampus Merdeka karena mahasiswa memiliki kesempatan untuk ‘lepas’ dari pantauan dosen secara fisik. Namun, tantangannya adalah tidak semua mahasiswa sungguh-sungguh dalam belajar mandiri. Maka pada proses ini, dosen memiliki beban tersendiri, yakni bagaimana memotivasi dan membangkitkan hasrat belajar mahasiswa.

Kebebasan memilih pelajaran sesuai minat dalam Kampus Merdeka memang dapat menolong hasrat belajar untuk tumbuh, tetapi faktor-faktor lain masih banyak berpengaruh, di antaranya adalah karakter. Sayangnya, tidak ada satu pun kosakata ‘karakter’ yang muncul dalam buku panduan Kampus Merdeka. Padahal, karakter yang positif, seperti kegigihan, kejujuran, kedisiplinan, kesetiakawanan, dan lain-lain akan selalu bermanfaat di setiap zaman. Karakterlah yang justru menghubungkan PT dan masa depan, bukan kompetensi semata.  

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan