Oleh: Aswar Hasan
Ceramah Dai kondang, Ustadz Das'ad Latif, alias UDL kerap ada videonya yang viral karena lucu, mudah disimak, dan menyentuh sisi kehidupan terpenting kita.
Tadinya, hal yang kita anggap biasa. Tiba-tiba menjadi luar biasa. Tadinya, itu kita anggap tidak penting, namun setelah diolah oleh pikiran UDL dan keluar dari mulutnya, hal yang tadinya tidak penting itu pun, menjadi penting, karena diolah oleh bahasa yang menyentuh, dengan menghadirkan keseriusan, kelucuan dan kegentingan atas hal yang semula kita anggap biasa.
Salah satu hal yang boleh jadi kita anggap biasa dalam politik, seperti berbohong, namun lewat ceramah UDL kebohongan itu menjadi terasa menyentil dan banyak pihak pun tersentil.
Salah satu bagian ceramah UDL yang begitu sangat menyentil adalah peringatan untuk tidak memilih pemimpin yang pembohong. Kata UDL; “Memilih pemimpin pembohong adalah kesalahan. Tapi mempertahankan pemimpin yang pembohong, itu kebodohan, dongok, “beleng-beleng”.
Kita semua pasti ingin menghindari kesalahan. Karena itu, nasihat UDL untuk jangan memilih pemimpin pembohong, menjadi penting dan mendesak.
Fatwa UDL tersebut, mengharuskan kita untuk giat mencari informasi tentang pemimpin yang akan kita pilih. Apakah pemimpin itu pernah berbohong atau tidak.
Untuk mengetahui apakah pemimpin yang akan kita pilih itu pernah berbohong atau tidak, sangatlah gampang, apalagi saat ini era transparansi yang ditunjang dengan informasi dan teknologi internet yang sebegitu mudah mengakses terkait track record seseorang.