Ifan memilih diam dan berusaha untuk membentuk proses selanjutnya, mencoba berdamai dengan kesakitan untuk membangun karya lainnya.
"Karena kata legend menurutku dinilai dari sebuah karya, bukan dari sebuah kejadian. Dan aku tahu begitupun menurut saudara-saudaraku," ungkapnya.
"Apapun nama ataupun panggilannya, mereka akan selalu hidup di hati, bukan atas embel-embel atau panggilan apapun. Home is not where you at, but with who you stay," sambungnya lugas.
Bagi Ifan secara pribadi, tidak akan pernah membiarkan saudara-saudaranya diingat dengan drama mengenaskan kala itu. "Mas Bani, mas Herman, mas Andi bukan sepantasnya anak band yang diingat karena terkena tsunami. Mereka adalah sosok PAHLAWAN tulang punggung keluarga yang bertanggung jawab sampai saat terakhir nafas mereka, maupun setelahnya," tukas Ifan.
Pada akhirnya, Ifan berjanji, saat ini untuk setiap karya yang akan ia keluarkan, sepenuhnya dipersembahkan untuk para sahabatnya yang telah berada di alam lain.
"Karena kami bukan sebatas (sebelumnya) personil Seventeen, kami adalah keluarga," pungkasnya. (endra/fajar)