Ia bahkan beranggapan, instruksi tersebut sebagai bentuk ketidakmampuan berdialektika Marzuki yang dibalut kesombongan.
“Instruksi “belajar dulu…” kepada orang lain di alam se-egaliter twitter adalah sebuah ketidakmampuan berdialektika yang berbalut kesombongan & ke-ndoro²an,” tulis Dedek melalui akun Twitter @Uki23.
Ia menyayangkan sikap Marzuki Alie tersebut. Pasalnya, menurut dia, Marzuki sebagai politisi senior sebaiknya mencontohkan adab yang lebih baik.
“Sebagai politisi senior yang sarat pengalaman seharusnya adab anda sudah lebih tinggi daripada ini,” tambahnya.
Belakangan ini, Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah FPI di Megamendung, Jawa Barat, menjadi sorotan usai beredar surat dari PTPN VIII yang meminta pondok pesantren itu dikosongkan.
Surat berkop PTPN VIII bernomor SB/11/6131/XII/2020 tertanggal 18 Desember 2020 itu diunggah akun Twitter @FKadrun pada Rabu (23/12).
Dalam surat itu dijelaskan, Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah FPI berdiri di atas lahan yang dikelola PTPN VII Kebun Gunung Mas.
Pesantren yang menjadi salah satu masrkas FPI itu disebut tidak mengantongi izin dan persetujuan PTPN VIII ketika didirikan pada 2013 lalu.
Dalam surat itu pula, HRS diberi tenggat selama 7 hari sejak surat diterima untuk menyerahkan kembali lahan tersebut kepada PTPN.
Jika tidak, PTPN mengancam bakal memperkarakan soal polemik lahan itu.
Namun dalam tayangan Front TV, HRS menjelaskan pihaknya telah membayar lahan lokasi pesantren agrokultural itu dibangun dari petani.