FAJAR.CO.ID, BONE -- Ruas jalan di Kabupaten Bone, mencapai 2.481,65 kilometer. Jalan tersebut terdiri dari jalan kabupaten sepanjang 1.500 kilometer dan jalan desa 944 kilometer.
Merujuk data Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Bone dari 2.481,65 kilometer itu, hanya 56 persen dalam kondisi bagus. Ada 46 persen jalan dalam kondisi rusak atau sekira 690 kilometer.
Pemerintah telah mengupayakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) namun yang disetujui hanya Rp300 miliar. Angka itu pun tak cukup untuk memperbaiki keseluruhan jalan di Bone yang rusak.
Anggota Banggar DPRD Bone, Saipullah Latif Manyala menerangkan, nomenklatur kegiatan khususnya dana PEN ini dibahas bersama dan jelas dalam kegiatan itu untuk infrastruktur jalan dan jembatan.
Kata dia, DPRD pernah menyarankan betonisasi karena daya tahannya, namun harus menyiapkan anggaran besar. Kalau hotmix pertimbangannya karena volume pekerjaan lebih banyak. Apalagi usulan pekerjaan jalan sangat besar.
"DPRD dalam rapat bersama Pemda pernah mengusulkan untuk sekiranya infrastruktur jalan itu secara betonisasi. Hanya dikatakan diusulkan, namanya diusulkan bukan mutlak, dan tidak dikunci. Tergantung OPD terkait," katanya, Kamis (10/6/2021).
Kata politisi PBB itu, kalau untuk membagi secara merata tentu hotmix itu biayanya relatif rendah. Apalagi, anggaran PEN hanya Rp300 miliar sementara usulan banyak juga.
"Kalau betonisasi jangan sampai ada yang tidak dapat. Yang pasti, struktur lokasi juga menjadi acuan. Lokasi yang labil tanahnya harus betonisasi, tetapi tidak semua," jelas Ketua Komisi 1 DPRD Bone itu.
Sementara Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Jibang, mengutarakan, kondisi ruas jalan di Bone tak sebanding dengan kondisi keuangan.
"Ruas jalan dan ketersediaan dana tidak seimbang. Kita butuh Rp1,8 triliun untuk perbaikan jalan, ini kalau hitungan hotmix. Sebab, untuk hotmix per kilometernya itu nilainya Rp2,7 miliar, sedangkan beton per kilometernya Rp4 miliar," ucapnya. (agung/fajar)