FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Juru Bicara Presiden Joko Widodo, Fadjroel Rachman menegaskan jabatan presiden dua periode adalah harga mati.
Bukan kali ini saja ia memperjuangkan pembatasan masa jabatan kepala negara.
Gagasan dan perjuangan itu sudah dimulai sejak Fadjroel menjadi pemimpin mahasiswa di ITB dan UI.
Dari kedua kampus itulah Fadjroel menjadi eksponen reformasi sekaligus korban dari rezim totaliter anti demokrasi Orde Baru.
“Saya dibuang ke Nusakambangan kemudian dijebloskan ke penjara Sukamiskin dimana Bung Karno dipenjarakan Belanda karena melawan rezim kolonial,” kenang Fadjroel dikutip fajar.co.id dari unggahannya di Instagram, Jumat (8/4/2022).
Terkait dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi yang ramai disuarakan para elite politik, Fadjroel yang kini menjabat Duta Besar Kazakhstan itu mengaku percaya bahwa Jokowi setia pada agenda reformasi yang selama diperjuangkannya.
"Seperti pembatasan masa jabatan presiden dua periode, pemilihan presiden secara langsung, dan kepala daerah dipilih secara langsung. Oleh karena itu, saya yakin Presiden Jokowi tegak lurus reformasi,” tegasnya.
Keyakinannya tersebut atas dasar dirinya telah mengenal baik Jokowi, jauh sebelum menjabat Presiden ke-7 RI.
Fadjroel menceritakan tahun 2012 ia adalah salah satu yang ikut mengajak Jokowi berpartisipasi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.
Karena ia melihat Jokowi sebagai sosok yang bersih dan memiliki visi besar untuk menuntaskan agenda reformasi.
Kemudian Fadjroel menjadi tim sukses Jokowi pada pilpres tahun 2014 dan 2019 serta bersedia menjadi Juru Bicara Presiden pada tahun 2019 sampai 2021.
"Dari pengalaman bekerja sama tersebut, saya merasa sehati dan sejiwa dengan Presiden Jokowi untuk menuntaskan seluruh agenda reformasi 1998.” bebernya.
Sikap terakhir Jokowi adalah tegas melarang seluruh menteri dan perangkat negara bicara penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan jadi 3 periode.
Fadjroel mengapresiasi keputusan tegas Presiden Jokowi di rapat kabinet kemarin.
"Keputusan Jokowi tersebut senafas dengan pandangan saya bahwa dua periode harga mati,” pungkasnya. (dra/fajar)