FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR RI Hamka B Kady menyebut pembengkakan biaya konstruksi atau cost overrun untuk pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) karena perencanaan awal yang kurang cermat.
Ia menilai perencanaan awal tidak sesuai dengan fakta di lapangan dalam proses pengerjaannya. Ternyata dalam prosesnya ada pembebasan lahan, pembuatan terowongan dan lain-lain yang mengakibatkan pembengkakan biaya.
Biaya proyek ini diperkirakan bengkak antara USD 1,176 miliar hingga USD 1,9 miliar, atau sekitar Rp 17,52 triliun hingga Rp 28,31 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS.
Dengan Prinsip B to B, maka solusi untuk menutup cost overrun yang diperkirakan 28,31 T adalah merestrukturisasi base equity dan pinjaman kepada CDB (Cina Development bank) berdasarkan kesepakatan awal antara konsersium BUMN Cina dan BUMN Indonesia yaitu 25% base equity dan 75 % pinjaman dari Cina Development Bank dari total investasi (termasuk cost overrun).
Apabila solusinya penambahan base equity untuk menutup cost overrun maka APBN menjadi sumber dalam bentuk PMN kepada PT KAI.
"Untuk menutupi kekurangan dana ini, pemerintah akan mengambil pinjaman. Karena tidak bisa pakai APBN murni. Tidak bisa diberikan cuma-cuma," kata Hamka kepada fajar.co.id, Sabtu (6/8/2022).
Dia menjelaskan, dana dari kas negara itu bisa bentuknya penanaman modal negara. Dana ini nantinya akan kembali lagi ke negara dari perhitungan operasional.
"50 tahun masa konsesinya dengan harga tiket kereta Rp 250 ribu," ujarnya.
Politisi Golkar ini juga memastikan proyek KCJB tidak akan berhenti di tengah jalan atau mangkrak. Faktanya kata dia, pengerjaannya sudah mencapai 85 persen.
Sisanya masih ada beberapa pekerjaan tunnel II, pre loading, track laying, dan penyelesaian stasiun.
"Proyek ini tidak bisa mangkrak. Kan sudah jalan, bahkan sudah 85 persen. Sedikit lagi beres. Mau tidak mau harus selesai," tegas Hamka.

Hamka berharap, solusi tersebut dapat dilakukan agar proyek KCJB terlaksana dengan baik dan tidak sampai mangkrak.
Sementara itu PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menyebutkan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditargetkan mulai beroperasi penuh untuk komersial pada Juni 2023.
Targetnya pada November 2022 mendatang atau bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20, KCJB sudah menjalani tes dinamis.
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan KCJB hadir dengan desain ruang yang lebih luas dan modern. Kereta yang memiliki kecepatan 350 km/jam itu akan memiliki tiga kelas berkapasitas total mencapai 601 penumpang serta ruang khusus untuk difabel.
Kereta cepat dengan jalur sepanjang 142 kilometer itu akan memotong waktu perjalanan Jakarta-Bandung lebih dari tiga jam menjadi sekitar 40 menit saja. Kereta disebut memiliki ketepatan waktu dan dibangun dengan kualitas tinggi
Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung akan berhenti di lima stasiun.
Menurut Budi, KCJB adalah proyek persahabatan antara Indonesia dan Cina yang membanggakan dan selalu dibahas dalam pertemuan pimpinan kedua negara. Juga merupakan megaproyek yang diharapkan membantu dan meningkatkan konektivitas antara 2 kota yang menjadi tujuan utama. (dra/fajar)