Soal Orang Luar Jawa Sulit Jadi Presiden, Fahri Hamzah: Masih Ada Waktu Mengubah Kekacauan Sistem Pilpres

  • Bagikan
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah saat berkunjung ke Redaksi Fajar.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA—Fahri Hamzah singgung Luhut Binsar Panjaitan (LBP) soal pernyataannya yang menyebut orang luar Jawa sukit jadi presiden. Kata Politisi Partai Gelora ini, masih ada waktu mengubah kekacauan sistem pemilihan presiden (pilpres).

Melalui akun Twitter prbadinya, Fahri Hamzah membuat sebuah utas. “Apakah orang non Jawa boleh berkecil hati tentang calon presiden di negeri ini, seperti yang ditunjukkan oleh opung LBP?” Tanyanya secara spekulatif memulai utas.

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi kata Fahru Hamzah, telah mengatur sistem pemilihan presiden yang mengakomodir setiap kalangan bisa menjadi presiden.

“UUD 1945 menjamin semua orang apapun latar belakang suku dan agama nya dapat terpilih sebagai presiden di negeri ini,” jelasnya, Sabtu (24/9/2022).

Kata mantan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, memang sekarang kondisinya prinsip yang diatur di konstitusi tidak diterapkan.

“Sangat disayangkan prinsip-prinsip itu tidak mau dipakai dan bahkan dikaburkan oleh para pimpinan partai politik sendiri termasuk partainya opung.”

“Konsitusi kita sebenarnya mengatur adanya prinsip nominasi berbasis kerakyatan dengan tidak adanya syarat selain diajukan oleh partai politik. Memang kita tidak mengenal calon perseorangan tapi itu dapat dimaklumi sebagai persoalan teknis tentang siapa yang mencalonkan,” paparnya.

Menurut Fahri Hamzah, problem ini sebenarnya dilandasi karena adanya ambang batas calon presiden.

“Jika partai politik boleh mengajukan calon tanpa syarat seperti yang ditukangi oleh partai politik dengan PT 20%, maka pada putaran pertama dapat kita bayangkan calon calon dari berbagai latar belakang suku, agama dan wilayah,” jelasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan