FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Presiden Jokowi begitu optimis bahwa Indonesia dalam 5 tahun ke depan akan swasembada gula.
Optimisme Presiden tersebut, usai dirinya meninjau langsung proses penanaman varietas tebu di Kebun Tebu Temu Giring.
Pengamat Pertanian Unhas (Universitas Hasanuddin) Makassar Prof Muhammad Arsyad, kepada fajar.co.id menuturkan, masyarakat mesti menyambut gembira pernyataan Presiden tersebut.
"Tentu saja kita semua senang bahwa ada optimisme Presiden Jokowi untuk swasembada gula nasional lima tahun kedepan," ujar Prof Muhammad Arsyad, kemarin.
Namun, menurut Wasekjen PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia) itu, optimisme Presiden Jokowi bisa dicapai sepanjang faktor pendukung upaya swasembada itu terpenuhi dengan baik.
"Pertama, tidak mungkin kita swasembada gula tanpa perluasan areal perkebunan tebu, baik perkebunan negara (PTPN) maupun tebu rakyat dan swasta," lanjutnya.
Tambah dia, faktor pendukung selanjutnya, indikator produktivitas perkebunan tebu juga harus dapat ditingkatkan.
Menurutnya, Pemerintah perlu berupaya keras untuk memenuhi prasyarat tersebut. Pemerintah perlu membenahi aspek kelembagaan produksi tebu dan pemasaran gula.
"Konektivitas antara perkebunan tebu dan penggilingan akhir (Pabrik Gula, PG) itu menjadi sangat krusial bagi pengembangan gula nasional," bebernya.
"Meskipun perkebunan tebu bagus, tetapi tidak dibarengi dengan kapasitas pabrik penggilingan yang memadai, ini juga akan sulit. Teknologi mesin di pabrik yang sebagiannya mulai menua, ini perlu menjadi concern karena akan sangat mempengaruhi mutu gula yang diproduksi," sambung dia.