Tak hanya itu. Parpol papan tengah itu tidak boleh salah dalam mendukung atau mengusung capres agar tetap dapat efek ekor jas.
"Sejumlah faktor akan menyertai masa depan parpol di 2024 apakah mereka bisa menembus PT atau tidak," tegasnya.
Ekor Jas
Menurut Nurmal, dua hal yang mempengaruhi parpol adalah efek ekor jas dari Capres dan infrastruktur parpol yang dimiliki saat ini.
Hal itulah, mengapa parpol papan atas seperti Partai Gerindra dan PDIP mampu mendulang suara besar. Kemungkinan dikarenakan memiliki capres usungan.
Demikian pula, kata dia, dengan parpol papan tengah seperti Partai Demokrat dan Partai Nasdem yang punya jagoan di pilpres.
Tetap Optimis
Sementara itu, Wakil Ketua DPP PPP, Amir Uskara menegaskan, tak ambil pusing dengan hasil survei yang menempatkan perolehan suara PPP pada 2024 di bawah empat persen. Itu hal biasa.
Bahkan, diakuinya, sejak masa reformasi hingga saat ini, partainya kerap tak pernah diperhitungkan salah satu lembaga survei dapat lolos PT. Biasanya dikisaran satu hingga dua persen.
"Hasilnya PPP bahkan pernah urutan ke tiga perolehan kursi di DPR RI dengan suara di atas tujuh persen," katanya.
Sekarang, hasil survei malah sudah naik 2,9 persen. "Jadi insyaallah PPP akan berada kembali di atas 7 persen," kata Anggota DPR RI perwakilan Sulsel itu.
Terpisah, Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi Djamal juga menegaskan hal yang sama. Di mana, empat pemilu sebelumnya partainya selalu ditempatkan seperti itu.
"Jadi PAN tidak pernah terganggu dengan hasil survei," kata Ketua Komisi VIII itu.