Konflik Golkar Untungkan Partai Lain, TP Tegaskan Kader Solid

  • Bagikan
Perseteruan Nurdin Halid dan Taufan Pawe

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Konflik di internal Golkar Sulsel akan menguntungkan partai lain. Terutama Nasdem yang bisa mengusung sendiri calon di Pilgub Sulsel.

Tokoh Golkar di Sulsel mesti ikut mendamaikan Wakil Ketua DPP Golkar Nurdin Halid (NH) dengan Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP). Jika konflik berlarut, itu dapat mengganggu penentuan calon gubernur di Pilgub Sulsel.

Apalagi, Golkar yang hanya meraih 14 kursi di DPRD Sulsel. Harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon gubernur. Golkar masih butuh enam kursi untuk bisa mendaftar di KPU.

Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma, mengemukakan meski posisi Golkar di Sulsel disalip oleh Nasdem, bukan berarti mereka tidak punya nilai tawar. Golkar akan tetap menjadi magnet bagi politisi. Makanya, jangan ada konflik internal agar tetap kuat.

"Jadi saya rasa Golkar tidak mungkin tidak bertarung dan menjadi pesaing. Hanya saja, Golkar punya konsekuensi gesekan internal karena punya banyak tokoh,” tuturnya, kemarin.

Konsekuensi gesekan internal yang dimaksud lebih mengarah pada nama Nurdin Halid (NH) dan Taufan Pawe (TP).

Namun begitu, NH sudah mengkonfirmasi tidak akan maju Pilgub. Akan tetapi, penyataan NH tak maju di Pilgub bukan berarti membuat TP aman.

Sebab, masih ada tiga nama lain yang menjadi pesaingnya. Masing-masing Adnan Purichta Ichsan, Ilhan Arief Sirajuddin (IAS), dan Indah Putri Indriani.

”Meskipun NH sudah konfirmasi tidak akan maju, tetapi ada TP, Indah, IAS, dan Adnan. Pasti ada gesekan karena pada akhirnya harus satu,” tutur Prof Sukri.

Hanya saja, Sukri menilai gesekan ini menjadi hal wajar. Terlebih lagi, ikatan emosional antara NH dan TP tidak harmonis, meskipun keduanya sama-sama tokoh senior Golkar.

”Jadi gesekan ini wajar, apalagi dua tokoh ini belakangan dikabarkan tidak harmonis dan belum mereda. Tetapi TP tentu akan berjuang membuktikan bahwa dia pantas,” jelasnya.

Akan tetapi, sistem partai selalu vertikal. Dalam hal ini, NH punya posisi strategis sebagai waketum. Hubungan tidak harmonis ini memperjelas sinyal bahwa NH tidak setuju kalau TP maju bertarung di Pilgub Sulsel.

”TP hanya tinggal membuktikan ke pusat dan memperlihatkan daya tawarnya di masyarakat, termasuk menggaet parpol koalisi,” ungkapnya.

Namun dalam kondisi sekarang, setelah NH menyarankan TP tinggal di Senayan saja, tentu akan mendapat tanggapan dari TP. Apalagi, TP bukan tokoh kemarin sore. Dia dinilai mahir bisa berhitung dan mengukur kemampuannya sendiri.

”Bagi saya ini hanya berbalas pantun saja. Dua politisi senior Golkar ini faham betul dengan mekanisme partai. Dalam tanda petik, DPP pada akhirnya akan mempertimbangkan siapa tokoh yang menjanjikan dan paling layak
dijual ke koalisi,” kata dia.

Banyak Pilihan

Sementara dosen politik Unhas Endang Sari, menilai gesekan di internal Golkar justru mengindikasikan nilai tawarnya yang tinggi.

Sebab, kondisi tersebut menegaskan bahwa Golkar punya banyak figur potensial. Sehingga, posisi Golkar tidak identik dengan satu atau dua figur saja.

"Ini nilai plus, Golkar menempatkan diri sebagai partai yang punya nilai tawar tinggi. Partai lain jelas memberi perhatian serius terhadap Golkar, karena tidak ada figur yang bisa mengklain bahwa dia adalah representase Golkar,” jelasnya.

Selain itu, kondisi ini bisa membuat Golkar lebih maksimal dalam melakukan seleksi figur. Sebab, mereka bisa melihat betul siapa yang layak dijual dan dijagokan untuk bertarung.

”Partai lain pasti mengukur Golkar. Karena Golkar pasti bisa lebih maksimal menyeleksi kader untuk didorong maju ke Pilgub Sulsel. Dengan banyaknya pilihan, tentu akan membuat mereka mudah memilih yang paling baik dari yang terbaik,” tuturnya.

Berkaitan dengan Nasdem dan Gerindra yang menjadi pesaing berat, mereka sudah mulai masif bergerak. Hanya saja, dua partai tersebut terlalu menokohkan figur tertentu, sehingga dalam pola kontestasi juatru sedikit merugikan.

”Partai yang cuma punya satu atau sedikit figur, harus bekerja lebih keras. Nah kalau figurnya lari, kan habis partainya,” kata Endang.

Klaim Solid

Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP) pun membantah jika Golkar sedang bergejolak. Justru sebaliknya kata dia, pihaknya terus perbaikan di partainya.

"Kita sudah konsolidasi dengan 24 kabupaten kota dan semua solid," tekan TP.

Bahkan kata dia, pihaknya dalam konsolidasi menegaskan bahwa untuk pilkada, pemilihan gubernur, wali kota dan bupati, kata kuncinya adalah menghadirkan menciptakan transparansi. Tidak ada istilah mahar tidak ada istilah bayar-bayar.

"Apalagi setelah pileg biasanya untuk menentukan saja pimpinan DPRD kabupaten kota terkadang harus dengan pendekatan-pendekatan pragmatis. Saya menekankan kepada seluruh DPD II bahwa ayo kita terbuka siapa calon Anda dari kabupaten kota usulkan berikan pertimbangan-pertimbangan," katanya. (mum-wid)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan