FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengambil langkah mengejutkan. Menko Perekonomian Indonesia itu resmi mengundurkan diri dari pucuk pimpinan Beringin Rindang, tadi malam, Sabtu (10/8/2024).
Jika melihat ke belakang, pucuk pimpinan Golkar sudah digoyang sejak sebelum Pilpres 2024 dimulai. Rencana itu muncul setelah Dewan Pakar Partai Golkar menggelar rapat internal di kediaman Agung Laksono yang juga ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Kala itu politisi Golkar yang meminta munaslub dan mendesak Airlangga untuk mundur dari kursi ketua umum adalah Ridwan Hisjam. Desakan juga datang dari Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Soksi, Lawrence TP Siburian, dan politikus senior Golkar, Zainal Bintang.
Ridwan mengatakan, desakan itu berawal dari keputusan rapat internal antar Dewan Pakar Partai Golkar pada Minggu (9/7/2023), lalu.
Ridwan Hisjam yang menjabat sebagai anggota Dewan Pakar Golkar mengatakan, salah satu hasil dalam rapat itu adalah meminta agar hasil Munas Partai Golkar pada tahun 2019 yang menetapkan Airlangga sebagai bakal calon presiden dievaluasi
Isu yang kala itu diangkat adalah Airlangga belum juga ditetapkan sebagai bakal capres, ditambah lagi belum jelas arah dukungan Golkar ke salah satu capres.
“Karena dia [Airlangga] tidak bisa melaksanakan hasil Munas 2019 yang memutuskan dia menjadi capres maka harus diubah keputusannya melalui munaslub."
"Bukan untuk mengganti ketum, kalau pemilik suara DPD menginginkan Airlangga tetap ketum, ya tidak diganti, tapi kalau pemilik suara minta diganti, ya diganti,” kata Ridwan saat dihubungi Jumat (28/7/2023) lalu.