Soal Tarik Ulur PDIP di Pilkada Jakarta, Pengamat: Anies Belum Punya KTA

  • Bagikan
Anies Baswedan dan Rano Karno

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) tak urung memberikan nama dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024. Sebelumnya, nama Anies Baswedan digadang-gadang menjadi calon kuat yang diusung partai dengan logo kepala banteng tersebut.

Melihat PDIP masih berusaha mengususng sendiri kadernya. Pengamat politik Ujang Komarudin masih mengacu pada pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Kamis, 22 Agustus 2024, soal komitmen Anies apabila ingin diusung PDIP.

Dosen Universitas Al Azhar ini menjelaskan ada dua faktor yang membuat Anies belum mendapat tiket Pilgub 2024 dari PDIP. Dalam rekaman singkatnya yang diterima fajar.co.id, Senin (27/8/2024), Ujang menjelaskan faktor kartu anggota partai yang belum dimiliki Anies.

Melihat PDIP masih berusaha mengususng sendiri kadernya. Dosen Universitas Al Azhar ini masih mengacu pada pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Kamis, 22 Agustus 2024, soal komitmen Anies apabila ingin diusung PDIP.

“Banyak kemungkinan batalnya pengumuman Anies dan Rano Karno. Yang pertama terkait dengan kartu anggota PDIP, Anies belum punya KTA. Tentu banyak spekulasi terkait hal ini. Karena syarat menjadi kepala daerah dari PDIP harus memiliki kartu itu. Itu hal yang wajar,” katanya.

Yang kedua, lanjut Ujang, adalah masalah komitmen dengan partai. Dia menilai PDIP punya pengalaman dengan Joko Widodo yang saat ini dirasa meninggalkan PDIP.

“Yang kedua bisa jadi soal komitmen lain yang belum sepakat. Di mana semua kadernya harus nurut kepada partai. Karena PDIP punya pengalaman Pak Jokowi kadeer PDIP bisa keluar rumah dengan membakar rumah,” lanjut Ujang.

“Sedangkan Anies bukan kader, tetapi PDIP hanya dijadikan tiket saja seperti yang dikatakan Mega, harus ada komitmen yang jelas. Saya melihat PDIP akan bermain menjelang pendaftaran dan menyelesaikan kesepakatan dengan Anies,” tambahnya.

Sebelumnya, Megawati telah menyinggung terkait sikap para calon yang diusung partainya agar tidak hanya mendompleng nama besar PDIP melainkan juga harus bersiap bergabung dengan partai.

“Siapa yang tidak mau nurut, out, gitu aja. Saya pusing karena maunya, mau ikut jadi PDIP atau mendompleng saja. Saya nggak mau lagi, konsisten aja kalau mau masuk PDI Perjuangan ya harus dengan lahir batin,” tegasnya. (Pram/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan