Kereta Datang, Banjir Datang

  • Bagikan
Kereta Api Lontara di Stasiun Mandai, Maros, Sulawesi Selatan (Foto: Arya Nur Prianugraha/Fajar)

Peletakan batu pertama proyek itu pada 18 Agustus 2014 di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Pemasangan rel pertama dilakukan 13 November 2015 di Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Barru. 

Pada tanggal 28 Desember, Stasiun Garongkong, Barru - Stasiun Mandai, Maros mulai dioperasikan terbatas. Kemudian diresmikan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi)  pada 29 Maret 2023.

Asumsi Fera dan Hasan tak mengada-ada. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (amdal) jalur KA Makassar-Parepare dengan konsultan PT Antariksa Globalindo itu menyebut sejumlah wilayah lintasan rel memang rawan banjir. Terutama Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

Sayangnya dalam amdal yang melibatkan 10 ahli dari berbagai disiplin ilmu itu hanya melampirkan peta rawan banjir untuk Kota Makassar. Tidak untuk Barru dan kabupaten lainnya.

“Memang tidak spesifik, kami hanya mengikuti ToR (kerangka acuan),” kata Mahmud Ahmad, Dosen Universitas Hasanuddin yang menjadi ahli hidrologi dalam tim penyusun dokumen amdal proyek jalur KA Makassar-Parepare.

Analisis risiko banjir menyeluruh malah dilakukan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Aura Putri Zafira dalam penelitiannya berjudul “Analisis Tingkat Risiko Banjir dan Tanah Longsor di Jalur Kereta Api Makassar-Parepare”. Penelitian yang terbit di Jurnal Greenation Ilmu Teknik pada Agustus 2024 itu menunjukkan adanya risiko banjir di Barru.

Jurnal itu ditulis Aura dengan dua dosennya, Sutoyo dan Heriansyah Putra, bersama dua orang dari pihak PT Celebes Railway Indonesia (CRI). PT CRI merupakan penyelenggara prasarana perkeretaapian kereta api Makassar-Barru, meliputi pembangunan, pengoperasian, dan perawatan jalur.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan