Pantauan di lokasi, sekitar pukul 15.11 Wita, massa aksi saling bergantian menyuarakan aspirasinya. Menolak efisiensi anggaran yang berimbas pada program Pendidikan.
Di antara massa aksi, beberapa di antaranya membawa petaka aksi bertuliskan kecaman terhadap Prabowo.
"Rezim bajingan kami butuh pendidikan gratis bukan makan gratis," tulisnya.
Pada petaka aksi yang lain, tertulis juga, "Melucuti pendidikan berkedok efisiensi anggaran. Rakyat dipaksa tolol oleh pemerintah Tai," ucapnya.
Tidak berhenti di situ, mereka juga membuat tulisan pada kertas berukuran besar, "Efisiensi pemerintah gagal mewujudkan amanat UUD 1945," tandasnya.
"Baru-baru ini kabinet obesitas mengeluarkan keputusan yang sangat fatal," teriak orator sambil memegang megaphone.
Orator dengan lantang menyinggung kegelapan yang terjadi di pemerintahan Prabowo. Ia menuding bahwa orang nomor satu di Indonesia itu lebih mementingkan makan gratis dibanding pendidikan gratis.
"Evaluasi makan bergizi gratis, rakyat cuma butuh pendidikan gratis," cetusnya.
Selain soal efisiensi, massa aksi tidak lupa memberikan perhatiannya pada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang baru-baru ini membuat rakyat kecil merana.
Bahlil sebelumnya melarang pengecer menjual tabung gas elpiji 3 Kilogram tanpa memikirkan lebih jauh dampaknya. Hingga pada akhirnya Presiden memerintahkan agar aturan tersebut dikembalikan seperti semula.
(Muhsin/Fajar)