- Kenaikan Harga Barang dan Inflasi
Pengenaan tarif impor menyebabkan kenaikan harga barang bagi konsumen. Di AS, misalnya, tarif yang dikenakan pada produk Tiongkok meningkatkan biaya bagi produsen dan konsumen, yang berkontribusi pada inflasi. Demikian pula, konsumen di Tiongkok menghadapi harga yang lebih tinggi untuk produk impor dari AS.
- Gangguan Rantai Pasok Global
Perusahaan multinasional yang bergantung pada rantai pasok global mengalami gangguan akibat tarif yang dikenakan. Banyak perusahaan mempertimbangkan relokasi produksi ke negara lain untuk menghindari tarif, yang menyebabkan pergeseran dalam rantai pasok global.
Beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Malaysia, telah menjadi tujuan relokasi tersebut, sementara Indonesia masih berupaya menarik investasi serupa.
- Dampak terhadap Pasar Keuangan
Pasar saham global mengalami volatilitas tinggi sebagai respons terhadap eskalasi perang dagang. Indeks-indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan signifikan.
Investor menjadi lebih berhati-hati, yang berdampak pada penurunan investasi dan peningkatan permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas.
- Implikasi bagi Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbuka, turut merasakan dampak dari perang dagang ini:
Disisi lain, penurunan permintaan dari AS dan Tiongkok dapat mempengaruhi ekspor Indonesia. Namun, terdapat peluang untuk mengisi kekosongan pasar yang ditinggalkan oleh kedua negara tersebut.
Bahkan, beberapa perusahaan mempertimbangkan relokasi pabrik dari Tiongkok ke negara lain untuk menghindari tarif.
Indonesia memiliki peluang untuk menarik investasi tersebut, meskipun hingga kini negara seperti Vietnam dan Malaysia lebih banyak menerima manfaat ini.