“Kondisi La Niña lemah di awal tahun 2025 dapat meningkatkan curah hujan, sementara suhu laut yang meningkat tidak menyebabkan kemarau panjang karena ENSO tetap netral,” jelas Guswanto.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia bahkan diperkirakan mengalami curah hujan dalam kategori normal hingga di atas normal.
Meskipun kemarau tahun ini tidak terlalu ekstrem, BMKG mengingatkan bahwa risiko bencana hidrometeorologi tetap perlu diwaspadai, terutama di awal tahun.
“Peningkatan produktivitas tanaman pangan dapat terjadi, tetapi perlu diwaspadai risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor,” tegas Guswanto.
BMKG juga menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur sumber daya air, seperti sistem tampungan dan saluran drainase, guna mengantisipasi banjir dan menjamin ketersediaan air selama musim kemarau berlangsung.
Daerah-daerah seperti Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan mengalami hari tanpa hujan yang cukup panjang. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah tersebut diminta untuk bersiap menghadapi potensi kekeringan. (Wahyuni/Fajar)