"Kita bisa belajar dari Jerman dan Afrika Selatan. Keberanian mereka membuka luka sejarah menjadi bagian dari rekonsiliasi nasional yang jujur dan mendalam," tuturnya.
Anita berharap Kemenbud memastikan bahwa proyek besar ini bukan hanya milik sejarawan dan negara, tetapi juga mencerminkan suara rakyat yang selama ini tak terdengar. "Penulisan sejarah nasional harus menjadi cermin keberagaman, bukan sekadar narasi tunggal yang berpihak pada satu sisi saja," pungkasnya. (fajar)