Sri Mulyani: Ekonomi Syariah Bisa Jadi Solusi Global Atasi Kemiskinan

  • Bagikan
Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt/aa.
Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt/aa.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menilai bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi jawaban atas persoalan kemiskinan yang masih melanda negara-negara berpendapatan rendah dan menengah di dunia.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka gelaran International Islamic Economics and Finance Conference for Sustainable Development (IFESDC) 2025, yang berlangsung secara virtual dari Washington, DC, pada Rabu (22/5/2025) lalu.

“Gerakan ekonomi dan keuangan syariah harus menjadi bagian dari solusinya,” ujar Sri Mulyani, dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, Selasa (27/5/2025).

Konferensi IFESDC 2025 mengangkat tema “Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Forum ini diikuti lebih dari 200 peserta dari 11 negara, dan menjadi ajang penting untuk membahas kontribusi ekonomi syariah dalam menjawab tantangan ketimpangan ekonomi dunia.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani menekankan bahwa pendekatan baru berbasis prinsip keadilan, inklusivitas, dan keberlanjutan sangat dibutuhkan dalam menciptakan pembangunan yang lebih merata.

Keikutsertaan Kementerian Keuangan juga disebut sebagai bentuk nyata komitmen Indonesia dalam mendorong ekonomi syariah ke dalam kerangka kebijakan pembangunan berkelanjutan.

Dalam sesi panel konferensi, sejumlah isu penting turut dibahas, termasuk integrasi zakat dan wakaf ke dalam sistem pembangunan nasional serta penyediaan pembiayaan mikro untuk kelompok rentan.

Keuangan sosial syariah dinilai sangat potensial dalam mendorong distribusi ekonomi yang lebih adil dan memperkuat ketahanan masyarakat miskin terhadap guncangan ekonomi.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang juga hadir dalam konferensi ini, menegaskan bahwa kepemimpinan yang etis dan inklusif adalah kunci untuk memajukan ekonomi syariah sebagai bagian dari pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Ekonomi syariah, jika dikembangkan dengan tepat, memiliki potensi besar dalam menyelesaikan persoalan-persoalan struktural seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial,” ujar Nasaruddin.

Forum IFESDC 2025 juga menjadi panggung bagi Indonesia untuk menegaskan perannya dalam mendorong arsitektur ekonomi global yang lebih adil dan inklusif.

Ekonomi syariah, ditegaskan Sri Mulyani, bukan sekadar alternatif, melainkan bagian integral dari solusi jangka panjang yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan keadilan dan pemerataan ekonomi global. (Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan