Anas Urbaningrum Desak Reshuffle Kabinet: yang Tidak Cakap Kerja, Ganti!

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Anas Urbaningrum

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, meminta Presiden Prabowo Subianto agar tidak ragu melakukan perombakan kabinet jika memang diperlukan.

Anas menilai bahwa kualitas kinerja pembantu presiden sangat menentukan keberhasilan pemerintahan ke depan.

“Jadi, yang tidak cakap bekerja, yang tidak ada prestasi, yang capaiannya rendah dan apalagi bermasalah, sebaiknya diganti," kata Anas di X @anasurbaninggrum (1/6/2025).

Oleh karena itu, ia mendesak agar mereka yang tidak cakap bekerja dan tidak menunjukkan prestasi nyata sebaiknya dikeluarkan dari kabinet.

"Reshuffle saja, Pak Presiden,” tandasnya.

Bagi Anas, reshuffle merupakan langkah berani yang bisa menunjukkan ketegasan dan komitmen Prabowo dalam membangun pemerintahan yang kuat dan kredibel.

Ia menambahkan, masyarakat kini menaruh harapan besar agar kabinet mendatang diisi oleh orang-orang berintegritas dan berkapasitas tinggi.

Sebelumnya, Pengamat politik Rocky Gerung mendorong agar Presiden Prabowo Subianto segera melakukan perombakan besar-besaran terhadap jajaran kabinetnya.

Ia menilai langkah tersebut penting sebagai pijakan menuju era pemerintahan baru yang lebih bersih dan efektif.

“Harus ada reshuffle, lumpuhkan kabinet, isi dengan energi baru,” ujar Rocky dikutip dari unggahan akun Instagram @totalpolitik (23/5/2025).

Kata Rocky, tak realistis berharap para menteri saat ini mundur secara sukarela, sebab mereka telah memiliki kepentingan dan modal politik yang kadung tertanam.

“Prinsip dasarnya, kan kita tak mungkin minta menteri-menteri ini meninggalkan kabinet. Karena kepentingan, modalnya dia sudah pasti kan harus diambil,” jelasnya.

Rocky juga menyinggung keterbatasan ruang gerak fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kini diperketat, sehingga membuat beberapa pihak kehilangan kesempatan untuk menyalahgunakannya.

“Walaupun APBN makin kecil, karena banyak menteri yang kecewa pada Prabowo kan karena nggak bisa merampok APBN lagi, diefisiensikan,” sindirnya.

Rocky bilang, situasi ini merupakan kesempatan penting bagi Presiden Prabowo untuk menunjukkan arah baru pemerintahan.

“Ini momentum pada Presiden untuk memulai era baru,” kuncinya.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan visinya untuk menyederhanakan regulasi dalam dunia usaha, khususnya di sektor minyak dan gas bumi (migas).

Komitmen tersebut disampaikannya secara tegas di hadapan para pelaku industri migas dalam ajang Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex) 2025, yang berlangsung di ICE BSD.

Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan ketidakpuasannya terhadap praktik birokrasi yang selama ini dinilainya justru mempersulit pelaku usaha.

Ia menegaskan akan mengambil tindakan tegas kepada pejabat yang enggan menyederhanakan aturan.

"Pejabat yang nggak mau sederhanakan regulasi akan saya ganti, saya copot. Banyak anak-anak muda menunggu diberikan kesempatan," ujar Prabowo.

Ia juga menyoroti kebiasaan birokrasi yang membuat proses perizinan menjadi berbelit-belit, bahkan di sektor vital seperti energi.

Menurutnya, pola pikir yang justru memperumit hal-hal yang seharusnya sederhana, harus segera diakhiri.

"Ini ada kecenderungan, tidak di Indonesia saja, tapi kita ahlinya. Indonesia ahli buat regulasi sedemikian sulit bahkan untuk kita sendiri, ini yang harus diubah," Prabowo menyindir budaya birokrasi yang tidak efisien.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya perubahan budaya kerja dalam pemerintahan, demi menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investor.

"Saya minta diubah budaya kalau bisa dibikin susah kenapa dibikin gampang. Diubah! Jangan cara berpikir begitu dibiarkan di republik kita ini saudara-saudara," tegasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan