Dulu Dapat Nasi Kotak, Sekarang Hanya Beras dan Telur, MBG Berubah Jadi Bahan Mentah?

  • Bagikan
Bahan mentah diberikan kepada siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan dalih agar lebih tahan lama.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai digulirkan pada 6 Januari 2025, masih terus menjadi sorotan publik hingga saat ini.

Program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ini bertujuan meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah, namun perjalanannya tidak selalu mulus.

Sempat ramai diberitakan karena kasus dugaan keracunan yang menimpa sejumlah siswa di beberapa daerah, kini bentuk bantuan MBG kembali menjadi perbincangan hangat.

Jika sebelumnya siswa menerima makanan siap santap, kini di sejumlah wilayah, bantuan diberikan dalam bentuk bahan mentah yang harus diolah sendiri.

Perubahan ini pertama kali mencuat lewat unggahan akun X (Twitter) @TrinityTraveler.

Dalam unggahannya, ia memperlihatkan foto beberapa bahan makanan seperti beras, kacang-kacangan, telur puyuh, ikan asin, pisang, dan jeruk. Menurutnya, itu adalah jatah MBG untuk lima hari yang diberikan kepada siswa SD negeri di Tangerang Selatan.

"Baru tau MBG sekarang dikasih bahan mentahnya doang sekalian untuk 5 hari!" tulisnya, dikutip X @TrinityTraveler pada Selasa (17/6/2025).

Cuitan tersebut langsung ramai diperbincangkan, dan memicu banyak tanggapan dari warganet.

“Astaghfirullahaladzim jdi mentahan gini tambah ga jelas hhh ini karna dapur MBG nya ada problem atau gimana kah? Udh bener ni program di stop dri kemarin2. Unfaedah :(,” kata warganet.

“Gak ada pengawasan & audit terhadap program ini. APBN udh bnyk digelontorkan, implementasi di lapangan tdk sesuai prosedur & anggaran. pers nasional udh bnyk buat laporan soal ini. lembaga negara bertugas audit & pengawasan gak berani menunaikan amanah rakyat,” timpal lainnya.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran untuk program MBG pada Mei 2025 mencapai Rp3 triliun, naik 26,56 persen dari bulan sebelumnya sebesar Rp2,37 triliun. Artinya, ada tambahan dana sekitar Rp631 miliar.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut, hingga Mei 2025, program ini telah menjangkau hampir 4 juta penerima manfaat, terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, hingga ibu hamil. Pelayanan program ini juga didukung oleh 1.386 dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah.

Jumlah penerima manfaat program ini disebut meningkat tajam hingga 429,75 persen sejak pertama kali digulirkan. Pemerintah pun menargetkan angka ini akan melonjak drastis menjadi 82,9 juta penerima pada kuartal IV tahun 2025. (Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan