FAJAR.CO.ID, TAHERAN -- Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran, menjadi pejabat tertinggi di negara itu yang angkat bicara usai serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
Dalam pernyataannya melalui platform X, Araghchi menyebut aksi militer AS sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Amerika Serikat, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, telah melakukan pelanggaran serius terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dengan menyerang fasilitas nuklir Iran yang bersifat damai,” tulis Araghchi.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan tanpa respons dari Teheran.
“Peristiwa pagi ini sungguh keterlaluan dan akan membawa konsekuensi jangka panjang. Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan yang mengizinkan tindakan bela diri yang sah, Iran berhak mengambil segala opsi yang diperlukan untuk membela kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya,” tegasnya.
Sementara itu, menurut laporan Al Jazeera yang mengutip kantor berita semi-resmi Fars, delegasi Iran di PBB telah mengajukan permintaan agar Dewan Keamanan menggelar sidang darurat.
Dalam suratnya, perwakilan Iran menyatakan bahwa serangan udara dari Amerika merupakan “tindakan agresi yang terang-terangan dan ilegal.”
Mereka juga mendesak agar Dewan Keamanan mengutuk keras serangan tersebut dan mengambil langkah tegas sesuai kewenangan yang dimandatkan dalam Piagam PBB, guna memastikan bahwa pelaku tidak dibiarkan lolos dari tanggung jawab hukum internasional.