“Gambar yang diambil dari rekaman CCTV ada sebanyak 20 titik, kami melakukan analisa face meta data kemudian stream data, frame by frame dan GOP (Group of Pictures),” ungkapnya.
Kamera pengawas tersebut mencakup lokasi seperti tempat kos Arya, mal Grand Indonesia, hingga gedung Kemenlu. Dari keseluruhan rekaman, Saji memastikan tidak ditemukan adanya indikasi kekerasan fisik.
“Kami tidak menemukan adanya pergerakan atau gambar yang memiliki atau muatan tindakan kekerasan fisik,” tegasnya.
Sementara itu, Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyatakan pihaknya telah memperoleh informasi baru dan penting dari pihak keluarga almarhum.
“Kami sudah bertemu keluarga. Salah satu yang paling penting adalah mempertegas waktu, apa yang terjadi saat itu, dan bagaimana interaksi aktivitas dalam waktu tersebut,” kata Anam pada Minggu (27/7/2025).
Kompolnas juga menyelidiki berbagai barang milik Arya dan mengkaji keterkaitannya dengan insiden tersebut.
“Kami mendalami barang apa saja yang tak terkait peristiwa tersebut, bagaimana relasi barang itu dengan peristiwa, itu juga jadi fokus kami,” jelasnya.
Anam menambahkan, informasi baru dari keluarga tersebut belum pernah muncul dalam diskusi publik.
“Kami diberi informasi terkait sesuatu yang sifatnya baru, belum ada dalam perdebatan. Ini yang kami telusuri lebih jauh, termasuk dengan mengecek TKP dan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya,” katanya.
Ia menegaskan bahwa penelusuran ini bertujuan untuk memastikan kejelasan peristiwa dan integritas proses hukum.
