FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, menyemprot Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, terkait penanganan praktik perjudian online (judol) yang dinilai lamban dan tidak efektif.
Dian tak segan menyentil kinerja Kementerian Komdigi yang dinilai belum mampu menumpas situs-situs judol, meski sudah menjabat hampir satu tahun.
“Sudah 10 bulan, Menteri Komdigi belum mampu menumbangkan situs judol. Ampun dah!” kata Dian di X @DianSandiU (7/8/2025).
Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto pernah menyampaikan bahwa kerugian negara akibat judol mencapai Rp900 triliun setiap tahun. Korbannya, kata Dian, justru masyarakat kecil.
“Judol ini sudah sangat parah Pak Presiden, karena diakses secara online, anak sekolah banyak yang terpapar,” tukasnya.
Dian menyindir pernyataan Meutya Hafid yang hanya menyarankan masyarakat saling mengingatkan agar tidak bermain judi online, tanpa mengambil langkah konkret.
“Menteri hanya sarankan ingatkan teman, padahal tombol on atau off situs ada pada dirinya. Tempe!” kecamnya.
Ia juga mengungkit janji Meutya yang pada Februari lalu menyatakan akan mengeluarkan aturan baru untuk memerangi judol. Namun hingga kini, kata Dian, hasilnya belum terlihat.
“Enam bulan sudah, entah apa aturan itu, judol masih merajalela,” katanya lagi.
Kata Dian, yang dibutuhkan dalam perang melawan judi online bukan sekadar regulasi, melainkan keberanian.
“Perang melawan judol itu tidak butuh aturan ribet, yang dibutuhkan adalah nyali!” tegasnya.